Sana`a (ANTARA News) - Campur tangan Liga Arab untuk membujuk ART (Arab Radio and Television), agar memberikan hak siaran untuk stasion bumi TV-TV milik pemerintah gagal, pemirsa Arab marah karena tidak dapat menonton piala dunia gratis. Stasion TV swasta milik pengusaha Arab Saudi, Saleh Kamil itu satu-satunya yang mendapat hak siaran dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) untuk kawasan Arab. Dan bagi pemirsa yang ingin menimati suguhan piala dunia Jerman 2006 harus berlangganan alias bayar. Sementara pada piala dunia 2002, meskipun ART mendapat monopoli, namun masih memberikan hak siaran untuk stasion bumi bagi TV-TV yang dikelola pemerintah di masing-masing negara Arab yang bersedia membayar jutaan dolar. Namun kali ini, ART menolak hak siaran tersebut dan hanya memberikan hak siaran rangkuman pertandingan setiap hari dengan durasi 20-30 menit saja dengan bayaran antara 250 ribu - 300 ribu dolar Amerika. Karena itu, pihak Liga Arab mengimbau pemerintah negara-negara Arab untuk campur tangan mendesak FIFA agar tidak memberikan monopoli kepada satu stasion TV saja. ART berani merogoh koceknya 118 juta dolar untuk memonopoli hak siaran piala dunia tersebut. Sementara itu, Presiden Aljazair, Abdul Aziz Botafliqamenginstruksikan pembelian kartu langganan ART bersubsidi sebanyak 300 ribu buah untuk meringankan warga berpenghasilan rendah. Kartu langgan bersubsidi tersebut harganya 50 persen lebih rendah bila membeli kartu langganan biasa. Iklan-iklan tentang instruksi Presiden itu diumumkan lewat satsion TV dan radio negeri yang warganya termasuk "gila" bola tersebut. Lain Aljazair, lain lagi di Yordania. Warga negeri yang berbatasan dengan Israel itu dapat mengakses sejumlah satsion TV Palestina yang tidak ada kekuasaan ART di dalamnya karena masih berada dibawah pendudukan Israel. Sejumlah stasion TV Palestina dapat menyiarkan langsung piala dunia Jerman yang dapat juga ditangkap oleh para pemirsa di Yordania, negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Palestina. Yang paling "bahagia" dengan keputusan ART tersebut, agaknya kafe-kafe Arab karena saban hari sejak 9 Juni hingga 9 Juli dipenuhi pecandu bola yang tidak berlangganan dengan ART.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006