Pernyataan itu disampaikan oleh Mao dalam konferensi pers harian untuk menanggapi pernyataan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen bahwa Kamboja memperoleh manfaat nyata dari kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra dengan China.
Dia mengatakan bahwa China membantu Kamboja untuk membangun jalan, jembatan, serta infrastruktur lainnya, dan bahwa pasokan bahan mentah yang stabil dari China mengamankan ekspor luar negeri dan jutaan pekerjaan di Kamboja.
"Tentu saja, BRI berkomitmen mendukung konektivitas dan pembangunan bersama semua negara," kata Mao. Mengutip komentar Hun Sen tentang BRI China, Mao mengatakan bahwa BRI tidak menyasar negara mana pun dan tidak akan menghalangi pembangunan negara mana pun.
Selama 10 tahun sejak BRI diusulkan, China, berdasarkan prinsip konsultasi ekstensif, kontribusi bersama, dan manfaat bersama, terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara-negara seperti Kamboja. BRI menjadi barang publik global yang diterima dengan baik sekaligus platform kerja sama internasional, kata Mao.
Lebih lanjut, Mao mengatakan bahwa lebih dari tiga perempat negara di seluruh dunia sejauh ini telah berpartisipasi dalam BRI, menciptakan 420.000 lapangan kerja di negara-negara tersebut serta membantu lebih banyak negara dalam pembangunan ekonomi mereka.
"Seluruh hasil yang bermanfaat ini sepenuhnya menunjukkan bahwa BRI adalah jalur yang menjanjikan untuk pembangunan bersama semua negara," kata Mao.
"Kami percaya bahwa progres berkelanjutan dari kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra yang berstandar tinggi akan menciptakan lebih banyak peluang bagi kemakmuran bersama semua negara," kata Mao.
China akan dengan sungguh-sungguh mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai oleh pemimpin China dan Kamboja untuk terus memajukan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra antara kedua negara, menghadirkan lebih banyak manfaat bagi masyarakat di kedua negara, katanya.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023