Pendapatnya disampaikan di Jakarta, Rabu, terkait tiga kebakaran di wilayah Jakarta Barat (Jakbar) dalam beberapa hari terakhir. Yakni kebakaran di Grogol Petamburan, Jumat (12/5), Kalideres, Jumat (19/5) dan Tambora, Sabtu (20/5).
Solusi pertama adalah mengecek regulasi. Nirwono menekankan agar pemerintah memastikan apakah permukiman yang rawan kebakaran berlokasi sesuai dengan peruntukan hunian dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) DKI Jakarta.
"Dengan demikian, bisa ketahuan apakah sebuah pemukiman layak huni atau tidak," kata kata Nirwono.
Baca juga: Jakarta Barat berencana bentuk satgas pemadam di tiap kelurahan
Kedua adalah memberikan solusi atau langkah antisipasi bagi pemukiman yang layak huni.
Jika sudah sesuai peruntukan, maka selanjutnya dilakukan perbaikan lingkungan/penataan/peremajaan/revitalisasi permukiman padat menjadi kawasan hunian vertikal (rumah rusun).
Hunian vertikal itu dilengkapi fasilitas pencegahan kebakaran (penataan utilitas kabel dan gas, air PAM, pompa hidran) dan taman/tempat evakuasi dan jalan/jalur evakuasi yang memadai.
Ketiga adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat permukiman rawan kebakaran.
"Dalam hal ini pemerintah mesti meyakinkan masyarakat akan krusial atau pentingnya program yang sedang dilakukan," katanya.
Baca juga: Pemkot gelar simulasi pemadaman api di kawasan padat penduduk
Keempat adalah melakukan diskusi dan negosiasi kepada masyarakat terkait untuk membahas ganti untung serta proses pembangunan ulang kawasan.
Kelima adalah tahap implementasi. Dalam hal ini implementasi dilakukan secara bertahap.
"Misalnya jika ada empat RT, dimana satu RT satu rusun, maka saat pembangunan menara (tower) satu, warga RT 1 dipindahkan sementara ke rusun terdekat," katanya.
Jika pembangunan sudah selesai, mereka bisa kembali langsung menempati menara 1. Sedangkan RT 2 pindah sementara ke rusun terdekat selama pembangunan menara 2 dan seterusnya.
Menurut dia, cara tersebut selain bisa memutus rantai kebakaran, bisa juga untuk menyelesaikan masalah kepadatan penduduk dan masalah-masalah sistemik lainnya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023