Kenapa masih ada kasus memalukan seperti ini masih terjadi di Indonesia?"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mengaku marah mendengar kasus dugaan pelecehan terhadap atlet tenis junior oleh pelatih berinisial DP.
"Saya sudah mendengar kasusnya. Saya sangat geram dan marah, tidak hanya prihatin. Kenapa masih ada kasus memalukan seperti ini masih terjadi di Indonesia?" kata Roy sebelum acara "Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pejabat Eselon I dan II" Kemenpora di Wisma Menpora, di Jakarta, Senin malam.
Roy mengaku telah menginstruksikan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Djoko Pekik untuk mengecek kasus tersebut.
Roy sendiri masih menunggu kebenaran kasus itu yang proses hukumnya hingga kini masih berlangsung. Namun, kalau pun hal itu benar, lanjutnya, Kemenpora tidak bisa bertindak langsung.
"Tindakannya tidak bisa langsung kepada yang bersangkutan, tetapi melalui PELTI (Persatuan Tenis Seluruh Indonesia)," jelasnya.
Ia menambahkan, "Kalau laporan atas tindakan D benar, negeri ini kan negeri hukum jadi harus ada tindakan hukum."
Sebelumnya, kuasa hukum korban dari Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) mendatangi Kemenpora Senin siang untuk meminta perlindungan terhadap korban.
Namun mereka hanya disambut oleh Plt Kepala Biro Humas, Hukum dan Kepegawaian, Amar Ahmad karena siang tadi Menpora sedang rapat kerja pemerintah 2013 bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta Convention Center (JCC).
"Saya belum menerima laporannya karena seharian di JCC. Jadi saya belum tahu apa saja yang mereka sampaikan," ujar Roy.
Kasus pelecehan seksual terhadap para atlet tenis junior ini sudah dilaporkan kepada Polres Jakarta Barat sejak 27 Agustus 2012. Mereka dicabuli dengan iming-iming prestasi dan sponsor.
Tetapi belum ada perkembangan yang sangat berarti padahal terlapor sudah diperiksa oleh penyidik. Akhirnya, awal Januari lalu orangtua pelapor resmi meminta bantuan HAMI.
DP yang masih terlapor disangkakan melanggar UU No. 23 tahun 2002 pasal 82 tentang perlindungan anak. Hingga kini baru tiga korban dengan inisial DL, EG, dan MA yang resmi melapor.
(M047)
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013