Jenewa (ANTARA) - Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pada Rabu menggambarkan situasi di Sudan "menyayat hati" dan meminta dua jenderal yang bertikai di Sudan agar menghentikan kekerasan seksual dan menyelamatkan warga sipil.

Pertempuran di Sudan yang meletus sejak sebulan lalu telah merenggut ratusan nyawa warga sipil dan memaksa lebih dari satu juta orang menyelamatkan diri dari kekerasan.

Turk mengatakan bahwa kantornya mendapat laporan adanya jet tempur dan bentrokan pada Selasa (23/5) malam meski gencatan senjata telah disepakati.

"Banyak warga sipil yang sebenarnya terkepung di daerah-daerah perang yang berlangsung tiada habisnya," ungkap Turk saat konferensi pers di Jenewa.

"Jenderal (Abdel Fattah) al-Burhan, Jenderal (Mohamed Hamdan) Dagalo, Anda harus mengeluarkan instruksi yang jelas, dengan cara yang sangat jelas untuk semua orang di bawah komando kalian, bahwa tidak ada toleransi untuk kekerasan seksual..." kata Turk.

"... warga sipil harus diselamatkan dan sekarang Anda harus menghentikan kekerasan yang tidak masuk akal ini," ujarnya, menambahkan.

Menurut Turk, pihaknya telah mencatat sedikitnya 25 kasus kekerasan seksual hingga saat ini dan jumlah sesungguhnya kemungkinan lebih besar.


Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: Pihak-pihak yang bertikai di Sudan tak hargai norma perang

Baca juga: PBB: Pengungsi di Sudan naik lebih dari dua kali lipat dalam sepekan

Perang di Sudan berlanjut, tipis harapan akan gencatan senjata

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023