... proses keIndonesiaan kita belum selesai... "Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, Benny Susetyo, mengatakan, kepala daerah berperan penting dalam menjaga kerukunan untuk menghindari konflik horizontal di masyarakat.
"Ada permasalahan dalam proses bernegara dan berdemokrasi yaitu masalah ketidakjelasan peran kepala daerah dalam terjadinya konflik di masyarakat," katanya, di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, tugas kepala daerah yang menjadi prioritas adalah memelihara dan menjaga kerukunan masyarakat. Untuk bisa menjalankan hal tersebut menurut dia, kepala daerah harus bisa memetakan daerahnya sehingga mengetahui potensi konflik yang ada di masyarakat.
"Jiwa kepemimpinan itu peka terhadap kondisi daerahnya, bisa mendeteksi dini apa yang terjadi dan juga mengetahui karakter masyarakatnya," kata Susetyo.
Menurut dia, masalah kepala daerah yang baru menjabat menghadapi kendala komunikasi dengan pejabat sebelumnya. Hal itu dia menjelaskan sering menimbulkan ketidaksepakatan dalam mengeluarkan kebijakan.
"Ada proses keIndonesiaan kita belum selesai sehingga konflik horizontal sering terjadi," ujarnya.
Kerusuhan di Sumbawa Besar, NTB, pada 22 Januari lalu mengakibatkan 478 unit rumah dirusak dan dibakar massa termasuk hotel. Kerugian ditaksir mencapai Rp15 miliar belum termasuk nilai barang yang dijarah.
Peristiwa penyerangan, perusakan dan pembakaran rumah yang diindikasi sebagai aksi anarkis dilakukan oleh sekitar 200 orang di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa,Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 13.00 WITA.
Bupati Sumbawa, Jamaludin Malik, pada Minggu (27/1), mengatakan, hingga kini sekitar 1.200 orang pengungsi kerusuhan sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
3.700 orang pengungsi itu ditampung di sejumlah tenda di Kompi B Batalion Infantri 742/SWY, 1.800 orang di Kodim 1607/Sumbawa, 800 orang selebihnya di sejumlah tempat termasuk di Mapolres Sumbawa dan Kecamatan Rhee dan Utan.
(I028/Z003)
Peristiwa penyerangan, perusakan dan pembakaran rumah yang diindikasi sebagai aksi anarkis dilakukan oleh sekitar 200 orang di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa,Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 13.00 WITA.
Bupati Sumbawa, Jamaludin Malik, pada Minggu (27/1), mengatakan, hingga kini sekitar 1.200 orang pengungsi kerusuhan sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
3.700 orang pengungsi itu ditampung di sejumlah tenda di Kompi B Batalion Infantri 742/SWY, 1.800 orang di Kodim 1607/Sumbawa, 800 orang selebihnya di sejumlah tempat termasuk di Mapolres Sumbawa dan Kecamatan Rhee dan Utan.
(I028/Z003)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013