Direktur Utama Trans Power Marine Daniel Wardojo di Jakarta Senin mengatakan, perseroan akan melepas sebanyak 395 juta lembar saham atau sebesar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.
"Dana IPO akan digunakan untuk belanja modal atau `capital expenditure` (capex) yang dianggarkan sebesar 30 juta dolar AS hingga 40 juta dolar AS untuk tahun ini," ujar dia.
Ia meyakini, saham yang akan dilepas ke publik itu akan diminati oleh investor seiring kinerja perseroan ke depanya diekspektasikan meningkat seiring dengan permintaan batu bara di dalam negeri.
"Kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di dalam negeri akan meningkat ke depannya, kondisi itu akan berdampak positif bagi perusahaan, selain itu perseroan juga akan mengembangkan industri lainnya seperti `woodchips` dan SRK (sponge rotary kiln)," kata dia.
PT Trans Power Marine merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi barang-barang curah, khususnya batu bara.
Perseroan mengekspektasikan, permintaan batu bara pada 2015 sebesar 124 juta ton untuk domestik, 361 juta ton ekspor, dan produksi sebesar 485 juta ton, posisi itu meningkat cukup signifikan dibanding 2011 yang sebanyak 80 juta ton domestik, 273 juta ton ekspor, dan 353 juta ton untuk produksi.
"Peningkatan volume produksi dan permintaan batu bara domestik akan meningkatkan permintaan atas kapal tunda dan tongkang secara signifikan," ujar Daniel.
Direktur Keuangan Trans Power Marine, Rudy Sutiono menambahkan, pihaknya akan membeli empat hingga tujuh set kapal guna menunjang kegiatan operasional perseroan.
"Kami akan membeli sekitar empat hingga tujuh set kapal tunda dan tongkang serta satu `floating crane` guna menunjang kegiatan operasional kami yang nantinya akan meningkatkan pendapatan serta laba bersih perusahaan," ucapnya.
Ia mengemukakan, pembelian kapal itu dengan menggunakan dana "capex" yang dianggarkan perusahaan. Sumber pendanaan belanja modal tahun ini berasal dari kombinasi pinjaman perbankan dan kas internal yang bersumber dari IPO.
"Dana `capex` bersumber dari kas internal sekitar 30 persen, dan yang berasal dari pinjaman bank sekitar 70 persen," kata dia.
Rudy mengharapkan, pembelian kapal dan "floating crane" itu nantinya akan meningkatkan laba kotor perseroan menjadi sebesar 30 persen ke depannya.
"Selama ini kami ada sewa kapal dan itu membuat laba kotor kita hanya 15 persen saja, dengan pembelian kapal ini, kami targetkan peningkatannya bisa mencapai 30 persen. Saat ini, perseroan memiliki 21 unit kapal tunda, dan 23 unit kapal tongkang," katanya.
Direktur Utama PT BCA Sekuritas, Mardy Sutanto selaku penjamin pelaksana emisi menambahkan, industri transportasi di pasar modal Indonesia mulai marak seiring rencana IPO PT Trans Power Marine.
"Industri ini sudah mulai mumpuni," ujar dia.
Ia mengatakan, pihaknya akan fokus menawarkan saham perseroan kepada investor domestik. Namun tidak menutup kemungkinan akan melakukan penawaran ke regional.
(ANTARA)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013