"Penting bagi kita semua dalam pemerataan distribusi daging kurban untuk meningkatkan usaha pencegahan kemiskinan," katanya yang disampaikan secara daring dalam acara peluncuran program Mantap Berqurban IZI yang diadakan di Jakarta, Rabu.
Tarmizi mengatakan hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi mengingat banyaknya penyembelihan hewan kurban hanya berpusat di kota saja.
Sedangkan di daerah kecil, dia melanjutkan, hanya terdapat sedikit orang yang melakukan penyembelihan hewan kurban.
Menurutnya, hal tersebut menyebabkan pendistribusian daging kurban menjadi tidak merata dan perlu mendapat perhatian lebih bagi masyarakat khususnya lembaga amil zakat skala nasional (LAZNAS) yang berkecimpung.
"Artinya yang sering mendapatkan daging kurban adalah yang sering makan daging, sementara orang pinggiran yang jarang makan daging tidak tersalurkan," ungkapnya.
Ia menyebutkan momentum kurban membantu negara dalam program peningkatan konsumsi daging nasional.
Namun, dia melanjutkan, pada pelaksanaannya, negara memerlukan bantuan banyak pihak termasuk LAZNAS dalam membantu mensukseskan program tersebut.
"Kita juga harus memperhatikan para peternak sapi, kambing, dan domba agar ternaknya laku terjual," sambungnya.
Maka dari itu, dia mengapresiasi sejumlah LAZNAS yang melaksanakan program pendistribusian daging kurban hingga ke berbagai daerah.
Salah satunya adalah Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) yang meluncurkan program berkurban dalam bentuk daging olahan abon agar pendistribusiannya bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dia berharap kepada seluruh pihak terkait agar dapat mendistribusikan daging kurban ke berbagai daerah supaya seluruh masyarakat dapat merasakan daging di Hari Raya Idul Adha.
Baca juga: Tiga sapi asal Agam diusulkan jadi hewan kurban Presiden Jokowi
Baca juga: Tiga sapi asal Agam diusulkan jadi hewan kurban Presiden Jokowi
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023