Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Slovenia menegaskan pentingnya stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan memajukan stabilitas serta perdamaian di Indo-Pasifik telah menjadi salah satu prioritas Indonesia sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini. kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Rabu.
“Saya telah menyampaikan undangan ke Slovenia untuk berpartisipasi dalam Forum ASEAN Indo-Pasifik pada September mendatang,” kata Retno ketika menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Menlu Slovenia Tanja Fajon di Jakarta.
Bagi Slovenia, kata Fajon, mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, inklusif, dan berbasis aturan di mana integritas kedaulatan, kebebasan navigasi, dan hukum internasional dihormati sepenuhnya, adalah agenda yang penting.
“Kami berbicara tentang perkembangan di kawasan Indo-Pasifik, di mana peran konstruktif Indonesia sangat dikenal dan dihormati,” ujar Fajon.
Selain Indo-Pasifik, menlu Indonesia dan Slovenia juga membahas perkembangan situasi di Myanmar.
Retno menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk mengimplementasikan Konsensus Lima Poin, yang merupakan solusi damai untuk membawa negara itu keluar dari konflik yang dipicu kudeta militer terhadap pemerintah terpilih pada Februari 2021.
Kemudian, kedua menlu sepakat untuk memajukan agenda perempuan dalam perdamaian dan keamanan, khususnya tentang akses pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.
Terakhir, Indonesia dan Slovenia sepakat untuk memperkuat kerja sama di forum internasional, termasuk mendukung pencalonan Indonesia di Dewan HAM dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca juga: Indonesia-Slovenia sepakat jajaki potensi kerja sama perdagangan
Baca juga: Indonesia bertekad jadikan ASEAN pusat pertumbuhan dan perdamaian
Baca juga: Indonesia-Slovenia Tandatangani Persetujuan Bebas Visa
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023