Namun, dia mengakui bahwa aliansi militer tersebut berencana untuk membuka kantor penghubung di Jepang.
"Saya tidak mengetahui mengenai keputusan apa pun," kata Kishida menanggapi rencana NATO mendirikan kantornya di Jepang.
Dalam pertemuannya dengan parlemen, Kishida juga mengatakan bahwa negaranya tidak mempunyai rencana untuk bergabung menjadi anggota atau semi-anggota dengan aliansi tersebut.
Komentar Kishida tersebut muncul setelah Duta Besar Jepang untuk Amerika Serikat (AS) Koji Tomita pada awal bulan ini mengatakan bahwa NATO berencana untuk membuka kantor pertamanya di Asia yakni di Tokyo untuk memfasilitasi pembahasan masalah keamanan di kawasan.
Sebelumnya, Tomita pada bulan ini mengatakan bahwa Jepang sedang berupaya untuk memperkuat hubungan dengan NATO.
Namun, dia belum dapat memastikan kepastian soal pembukaan kantor tersebut dan perundingan finalisasi rencana tersebut masih berlangsung.
Menurut laporan Nikkei Asia pada awal bulan ini, kantor penghubung akan dibuka tahun depan dengan mempertimbangkan tantangan geopolitik yang ditimbulkan China dan Rusia. Pembukaan kantor NATO itu akan memungkinkan diskusi dengan para mitra keamanan NATO, seperti Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengunjungi Jepang pada Januari dan berjanji dengan Perdana Menteri Fumio Kishida untuk memperkuat hubungan dalam menghadapi tantangan keamanan seperti invasi Rusia ke Ukraina dan meningkatnya kekuatan militer China.
Sementara itu, China mengatakan upaya NATO untuk melebarkan ekspansinya ke Timur akan memicu konfrontasi dan menuntut kewaspadaan tinggi di kawasan.
Sumber: Reuters
Baca juga: China waspada terhadap potensi kantor NATO di Jepang
Baca juga: Jepang sambut baik meningkatnya keterlibatan NATO di Indo-Pasifik
Baca juga: NATO akan perkuat kemitraan dengan Jepang
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023