Santa Maria, Brazil (ANTARA News) - Setidaknya 233 orang tewas akibat kebakaran di sebuah klub malam di bagian selatan Brazil pada Minggu (27/1) menyebabkan pengunjung panik dan memblokir jalan keluar.

Kebanyakan korban meninggal dunia karena tercekik uap beracun yang memenuhi ruangan padat pengunjung setelah percikan api dari kembang api yang digunakan band untuk efek visual menjilat atap ruang kedap suara, kata petugas yang dikutip Reuters.

"Asap langsung memenuhi ruangan, panas jadi tak tertahankan. Orang-orang tak bisa menemukan satu-satunya jalan keluar," kata pengunjung yang selamat, Murilo Tiescher, kepada GloboNews TV.

"Mereka pergi ke toilet karena mengira itu jalan keluar dan beberapa meninggal di sana," kata mahasiswa Fakultas Kedokteran itu.

Petugas pemadam kebakaran mengatakan satu pintu keluar terkunci dan pengunjung klub yang berusaha menyelamatkan diri justru memblokir jalan keluar yang ada.

Di Santa Maria, kota paling sejahtera di Brazil dengan lebih dari 275.000 orang, petugas penyelamat dan pejabat yang lelah menitikkan air mata bersama keluarga dan teman korban di ruang olahraga yang digunakan sebagai tempat penyimpanan jenazah sementara.

"Ini adalah hari tersedih, paling sedih dalam hidupku," kata Neusa Soares, ibunda Viviane Tolio Soares (22) yang meninggal dunia dalam kejadian itu.

"Aku tak pernah berpikir harus hidup menyaksikan anak perempuanku pergi," katanya.

Peristiwa itu membuat Presiden Brazil Dilma Rousseff memangkas waktu kunjungannya ke Chili dan terbang ke Santa Maria. Dia menangis saat berbicara dengan keluarga korban yang kebanyakan mahasiswa.

Kantor berita RIA Novosti melaporkan, Presiden Dilma Rousseff pada Senin mengumumkan tiga hari duka setelah tragedi yang disebut-sebut sebagai kebakaran klub paling mematikan setelah sebuah diskotik di China terbakar dan menewaskan 309 orang pada 2000.

(ANT)

Penerjemah: Maryati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013