Bagi masyarakat, khususnya pengendara diharapkan selalu berhati-hati, karena salah satu dampak dari terjadinya kabut adalah jarak pandang yang berkurang
Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat atau pengendara motor/mobil untuk waspada terhadap kondisi jalan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mulai berkabut di pagi hari pada musim kemarau 2023.
"Bagi masyarakat, khususnya pengendara diharapkan selalu berhati-hati, karena salah satu dampak dari terjadinya kabut adalah jarak pandang yang berkurang," kata prakirawan Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Lombok, Alfiansyah Pradana di Mataram, Rabu.
Sejumlah ruas jalan yang tertutup kabut tersebut akibat ketika musim kemarau terjadi, salah satunya ditandai dengan cuaca cerah dengan eksistensi awan yang sedikit atau tidak ada. Sehingga Eksistensi awan yang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali ini menimbulkan fluktuasi suhu yg cukup signifikan antara malam dan siang hari.
"Karena salah satu fungsi awan adalah menangkap radiasi matahari, sehingga suhu di permukaan cenderung tidak berubah drastis," katanya.
Ia mengatakan, ketika eksistensi dari awan ini sedikit ataupun tidak ada, suhu pada malam hari cenderung lebih dingin dan siang hari lebih panas. Suhu permukaan yang dingin ini dapat menimbulkan kabut yang timbul pada malam hingga pagi hari.
"Kabut jenis ini disebut kabut radiasi," katanya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya kabut radiasi disebabkan oleh suhu udara permukaan yang dingin, sehingga menyebabkan uap air di atasnya mengalami pendinginan sehingga terbentuk kabut.
"Kabut ini akan berangsur hilang seiring adanya pemanasan permukaan dari sinar matahari dan juga ditambah adanya angin," katanya.
Oleh karena itu, dengan kondisi suhu yang dingin dan berkabut pagi hari itu bagi masyarakat atau pengendara diharapkan selalu berhati-hati, karena salah satu dampak dari terjadinya kabut adalah jarak pandang yang berkurang.
"Tetap waspada saat berkendara, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika juga menyatakan, musim kemarau di wilayah Nusa Tenggara Barat mulai merata pada akhir bulan Mei 2023, sehingga warga di imbau tetap waspada potensi kekeringan meteorologis.
"Musim kemarau mulai merata di NTB," katanya.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis pada level Siaga terdapat di Kabupaten Lombok Timur yaitu di wilayah Kecamatan Swela dan Sukamulia.
"Sedangkan level waspada terdapat di Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Sambelia dan Terara, Kabupaten Bima di Kecamatan Bolo, Lambu, Madapangga, Sape, dan Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Lape," katanya.
Pada periode musim kemarau ini masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang mengingat masih adanya peluang hujan dengan kategori menengah.
"Masyarakat di NTB dapat memanfaatkan peluang adanya hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi musim kemarau yang akan datang khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," demikian Alfiansyah Pradana.
Baca juga: BMKG: Musim kemarau di wilayah NTB mulai merata akhir Mei 2023
Baca juga: Potensi kekeringan air sumur dampak kemarau dipetakan BPBD Mataram
Baca juga: Pemprov NTB siap menghadapi musim kemarau
Baca juga: BMKG ingatkan pemda waspada kemarau di daerah rentan kekeringan
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023