Perekonomian Inggris tumbuh 0,1 persen pada kuartal pertama tahun ini. Meskipun mengalami ekspansi, PDB kuartalan negara itu masih 0,5 persen di bawah tingkat pra-COVID-19 pada kuartal keempat 2019.
London (ANTARA) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (23/5) memperkirakan perekonomian Inggris akan menghindari resesi tahun ini berkat dukungan dari permintaan yang kuat dalam konteks penurunan harga energi.
IMF menyebutkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris akan tumbuh sebesar 0,4 persen pada 2023, naik 0,7 poin persentase dari perkiraan kontraksi 0,3 persen pada April.
Lembaga itu mengatakan prospek yang membaik itu mencerminkan ketangguhan permintaan yang lebih tinggi dari perkiraan, dengan upah yang lebih kuat mengimbangi inflasi, sikap fiskal yang lebih tidak kontraktif, dan keyakinan yang meningkat di tengah berkurangnya ketidakpastian pasca-Brexit.
Namun menurut IMF, aktivitas ekonomi melambat secara signifikan dari 2022 dan inflasi tetap tinggi menyusul guncangan nilai tukar perdagangan (terms of trade) yang parah akibat krisis Ukraina dan, sampai batas tertentu, pasokan tenaga kerja yang terkena dampak negatif jangka panjang dari pandemi COVID-19.
IMF menyebutkan bahwa di sisi penawaran, perekonomian Inggris mencatat penurunan biaya energi dan normalisasi rantai pasokan global.
Perekonomian Inggris tumbuh sebesar 0,1 persen pada kuartal pertama 2023. Meskipun mengalami ekspansi, PDB kuartalan negara itu masih 0,5 persen di bawah tingkat pra-COVID-19 pada kuartal keempat 2019.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023