Semua harga buah mahal

Semarang (ANTARA News) - Pembatasan kuota dan pelarangan impor beberapa jenis buah mendorong kenaikan harga buah dan bahkan ada pedagang di Pasar Peterongan Kota Semarang yang terpaksa beralih jenis barang dagangan.

"Semua harga buah mahal. Kalau dijual lagi dengan harga tinggi, lakunya susah, sementara kalau terlalu lama ditahan, buah jadi busuk," kata seorang pedagang buah di Pasar Peterongan Kota Semarang, Syari (56), Senin.

Ia mengaku memilih untuk sementara waktu tidak lagi berjualan buah dan beralih berjualan sayuran dan kedelai rebus agar dapat bertahan atau tetap mendapatkan penghasilan, sambil terus memantau harga buah-buahan. Begitu harga buah turun, ia akan kembali berjualan buah-buahan seperti sediakala.

Kenaikan harga buah-buahan juga dikeluhkan seorang warga Semarang Selatan yang ditemui sedang berbelanja buah-buahan, Yuni (50).

"Saya sebenarnya ingin membeli jeruk baby, tapi tidak ada satu pun pedagang yang menjualnya. Ini dapat jeruk biasa dan ukurannya kecil-kecil, tetapi harganya mahal satu kilogramnya Rp10 ribu," katanya.

Padahal, kata Yuni, selama ini ia dapat membeli jeruk yang lebih besar dengan harga Rp10 ribu per kilogram, sedangkan jeruk seperti yang ia beli sebelumnya berharga sekitar Rp6.000 per kilogram.

Mahalnya harga buah tersebut, juga menjadikan pedagang keliling batal membeli buah apel yang sudah dipesannya. Ia mengaku susah menjualnya kembali jika harga kulakan saja sudah mahal.

Pemerintah melalui kementerian terkait mengeluarkan pembatasan dan pelarangan buah impor untuk periode Januari hingga Juni 2013. Hanya enam buah yang tidak mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), yakni durian, nanas, melon, pisang, mangga, dan pepaya.

(N008)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013