“Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa peran ayah di Indonesia dalam membina keluarga dan terlibat dalam pengasuhan cukup tinggi dan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pendataan keluarga 2021,” kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Irma Ardiana yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Irma menuturkan bahwa Pendataan Keluarga (PK) dilakukan dengan mengumpulkan data primer kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga dengan metode sensus.
Dalam Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022, hasil menunjukkan bahwa 95,38 persen setiap anggota keluarga memiliki waktu untuk berinteraksi setiap hari dan 94,27 persen pengasuhan anak dilakukan bersama antara suami dan istri selama enam bulan terakhir.
Baca juga: BKKBN: Fenomena fatherless pengaruhi pembentukan ketahanan keluarga
Hasil itu membuktikan bahwa keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan mengalami kenaikan yang cukup baik dibanding tahun 2021. Pada 2021, 94,19 persen setiap anggota keluarga memiliki waktu untuk berinteraksi setiap hari dan 93,41 persen pengasuhan anak dilakukan bersama antara suami dan istri selama enam bulan terakhir.
Irma menilai capaian itu perlu mendapatkan perhatian bersama, agar semua anak-anak di Indonesia dapat tumbuh berkembang dengan baik dan memiliki karakter yang kuat karena mendapatkan pendampingan dari sosok ayahnya.
BKKBN sudah membuat sejumlah kebijakan dalam meningkatkan kualitas keluarga Indonesia, yang dilakukan dengan meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga secara holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter dalam keluarga, termasuk menguatkan peran para ayah.
Adapun caranya adalah menguatkan pemahaman soal delapan fungsi keluarga, melakukan optimalisasi pola asuh dan pendampingan balita dan anak, serta pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui keluarga.
Baca juga: BKKBN: Ayah tonggak lindungi kesehatan dan kesejahteraan keluarga
BKKBN juga mengadakan peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, lewat peningkatan kualitas dan karakter remaja, serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
Selain itu, meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga, dengan sasaran khusus keluarga-keluarga akseptor KB lestari, keluarga peserta Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) khususnya Metode Operasi Pria (MOP) dan Metode Operasi Wanita (MOW), serta peserta KB Mandiri di wilayah Kampung KB.
“Kami juga meningkatkan ketahanan dan kemandirian keluarga rentan, menguatkan pelayanan ramah lansia melalui tujuh dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia, juga meningkatkan kemitraan pembangunan keluarga,” ucapnya.
Irma mengemukakan bahwa berdasarkan Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022, capaian pada Indeks Pembangunan Keluarga (I-Bangga) 2022 berada pada angka 56,07 dengan rincian dimensi ketenteraman 58,7, dimensi kemandirian 52,41 serta dimensi kebahagiaan 57,56.
Baca juga: BKKBN minta petugas sosialisasikan peran ayah untuk cegah stunting
“Artinya dari hasil interpretasi I-Bangga menunjukkan bahwa keluarga di Indonesia masuk dalam kategori berkembang karena berada dalam skala 40 hingga 70,” katanya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023