Serang (ANTARA News) - Hutan lindung yang berada di sekitar gunung dan perbukitan di Provinsi Banten seperti hutan di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang, nyaris gundul akibat maraknya penebangan kayu yang dilakukan masyarakakat sekitar. Penebangan kayu tidak hanya dilakukan di hutan produktif tetapi telah merambah ke hutan lindung, dan bila dibiarkan dikhawatirkan dan tidak ditanam lagi akan dapat menimbulkan bencana gempa dan banjir, kata Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Wilayah Banten Endang di Serang, Jum`at (9/6). Maraknya aksi penebangan kayu disebabkan semakin sulitnya pengusaha pengolahan kayu jadi di Karangantu, Serang, mendapatkan kayu dari Kalimantan. "Hasil pantuan kami, hampir setiap hari puluhan truk yang diduga mengangkut kayu ilegal ke Karangantu," katanya. Ia menyebutkan, kondisi hutan yang terparah terjadi di kawasan hutan lindung di perbukitan Tukung Gede, Desa Cikolele, Cinangka, Serang. Setiap hari kayu yang hilang dua kubik, sehingga perbulan rata-rata hilang 60 kubik. "Petugas kami pernah menangkap para pelaku, meraka rata-rata masyarakat sekitar hutan lindung tersebut. Dari para pelaku petugas berhasil mengamankan sebanyak 268 batng kayu," katanya. Ia menjelaskan, mahalnya harga kayu saat ini, juga salah satu penyebab maraknya pencurian kayu oleh masyarakat. Ia menyebutkan, untuk jenis kayu jenis biasa harganya Rp350.000 per kubik, sedangkan untuk jenis kayu mahoni mencapai Rp800.000 per kubik. "Berkaitan dengan itu, saat ini kami meningkatkan penjagaan di kawasan hutan lindung itu, sebab kalau kondisi ini dibiarkan terus, hutan itu akan gundul. Sudah ada 30 titik yang dijarah, ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006