Geliat pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021, 2022, dan awal 2023 yang menunjukkan tren positif dengan perbaikan di berbagai sektor, tentu menjadi pondasi yang baik pula dalam menata perekonomian di tahun 2024
Jakarta (ANTARA) - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sebesar 5,3 persen sampai 5,7 persen yang ditetapkan pemerintah cukup realistis.
"Geliat pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021, 2022, dan awal 2023 yang menunjukkan tren positif dengan perbaikan di berbagai sektor, tentu menjadi pondasi yang baik pula dalam menata perekonomian di tahun 2024," kata Anggota Fraksi PKB DPR Abdul Wahid saat membacakan pandangan Fraksi PKB atas kerangka Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2024 dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa.
Maka dari itu, pria yang akrab disapa Wahid ini mengatakan pemerintah harus terus menggenjot pertumbuhan ekonomi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meski demikian, terdapat sejumlah catatan yang diberikan Fraksi PKB untuk pemerintah dalam bidang ekonomi. Apalagi, melihat dinamika perekonomian global yang masih terus bergejolak dalam beberapa tahun terakhir dan belum meredanya ketegangan geopolitik berimbas pada melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Ia menuturkan, Fraksi PKB memberi catatan bahwa peningkatan belanja infrastruktur belum meningkatkan indeks daya saing dan kontribusi industri dalam produk domestik bruto (PDB).
Oleh karenanya untuk meningkatkan investasi yang cenderung tertahan di tahun 2023 ini, Fraksi PKB mendorong agar pemerintah membuat skema menarik terhadap berbagai proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang dijalankan.
Tidak hanya itu, dari sisi produksi pemerintah harus terus mengoptimalkan kinerja di sektor pertanian, perdagangan, dan manufaktur guna menyerap tenaga kerja pasca pandemi COVID-19.
Sebagai kontribusi terbesar PDB, industri manufaktur harus terus dijaga dan diperkuat agar memberikan dampak berganda yang di signifikan, salah satunya dengan penguatan teknologi yang efisien dan hilirisasi produk guna meningkatkan daya saing.
Sementara di sektor informasi dan komunikasi, dirinya menilai pembangunan ekonomi digital Indonesia belum terlihat dengan jelas. Padahal sektor ini mempunyai peluang yang sangat besar untuk meningkatkan penggunaannya pada generasi milenial dan generasi Z di Indonesia yang masih masif.
"Peta jalan pembangunan ekonomi digital Indonesia, baik antar kementerian maupun lembaga negara, terkesan berjalan sendiri-sendiri dan belum terintegrasi dengan baik,” ucap dia.
Baca juga: IMF: Ekonomi Indonesia jauh di atas rata-rata pertumbuhan dunia
Baca juga: Sri Mulyani targetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 - 5,7 persen pada 2024
Baca juga: Ekonom: Pertumbuhan ekonomi 2024 capai 5,9 persen bisa diwujudkan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023