Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian Perdagangan
mengajak ekonomi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk mendukung penuh sistem perdagangan multilateral di tengah tantangan perekonomian global.
Hal ini disampaikan Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Reza Pahlevi Chairul pada pertemuan Komite Perdagangan dan Investasi kedua (Committee on Trade and Investment/CTI) di Detroit, Michigan, Amerika Serikat pada 21-22 Mei 2022.
"Kami mendukung pembahasan terkait upaya pengembalian efektivitas fungsi sistem perdagangan multilateral dan mengajak seluruh Ekonomi APEC untuk memanfaatkan momentum positif hasil Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-12 lalu, serta berperan aktif dalam berbagai diskusi menuju KTM WTO ke-13," ujar Reza melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Reza menyampaikan, para ekonomi APEC harus memperkuat prinsip-prinsip dasar dan reformasi WTO. Hal ini diyakini menjadi kunci untuk memperkuat kepercayaan dalam sistem perdagangan multilateral.
Lebih lanjut, kerja sama ekonomi antarnegara, baik bilateral, regional, maupun multilateral perlu berpusat pada sistem perdagangan.
Tujuannya, mengatasi tantangan dan memberikan manfaat bagi pertumbuhan serta pembangunan jangka panjang untuk kawasan Asia-Pasifik dengan tetap memperhatikan kepentingan masing-masing anggota APEC.
Selain isu WTO, pertemuan ini juga membahas perkembangan dalam mewujudkan Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP) antara lain pada program pengembangan kapasitas guna mencapai integrasi ekonomi kawasan Asia-Pasifik.
Reza mengatakan, program pengembangan kapasitas merupakan hal yang sangat krusial guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kemampuan bernegosiasi. Tujuannya agar kelak ekonomi APEC dapat merasakan keuntungan bersama dari implementasi FTAAP.
Ekonomi APEC juga menekankan pentingnya memberikan fasilitasi perdagangan barang dan jasa, mendorong konektivitas antarkawasan, serta mendorong digitalisasi dan inovasi dalam bidang perdagangan.
Salah satu contoh yang terkait dengan jasa adalah melalui dukungan Indonesia terhadap inisiatif APEC Non-Binding Guidelines on Services that Support the Clean-up of Marine Debris, yang akan menjadi salah satu upaya memfasilitasi perdagangan dan investasi serta mendukung pengembangan pasar untuk layanan pembersihan sampah laut.
"Kami meyakini, melalui berbagai inisiatif terkait konektivitas rantai pasok di kawasan yang didukung dengan upaya digitalisasi dan inovasi, kita dapat memfasilitasi perdagangan dengan baik," ujar Reza.
Reza juga mengungkapkan, Indonesia turut berkontribusi untuk meningkatkan integrasi ekonomi kawasan melalui perdagangan yang inklusif dan berkelanjutan untuk diseminasi promosi upaya peningkatan utilisasi APEC Trade Repository (APEC-TR).
Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, Indonesia menekankan pentingnya aspek kerja sama, program pengembangan kapasitas yang diiringi dengan komitmen ekonomi APEC.
"Program berbagi pengetahuan merupakan hal yang sangat krusial untuk dilakukan guna memastikan kebermanfaatan forum APEC dapat dirasakan secara merata," katanya.
Pertemuan ini dilaksanakan jelang pertemuan tingkat menteri perdagangan APEC (Ministers Responsible for Trade/MRT) yang akan dilaksanakan pada 25-26 Mei 2023.
Baca juga: BRIN-APEC buka peluang kembangkan teknologi AI bidang kesehatan
Baca juga: Anggota APEC kedepankan isu keberlanjutan dan inklusivitas 2023
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023