Jakarta (ANTARA) - PT Indonesian Tobacco Tbk (kode saham: ITIC IJ) mencatatkan pendapatan sebesar Rp68,1 miliar, meningkat 14,5 persen pada kuartal I 2023.

Pendapatan tersebut meningkat 14,5 persen atau Rp8,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp59,5 miliar.

Direktur Indonesian Tobacco Andre Martinus mengatakan kinerja perusahaan yang baik tersebut merupakan hasil dari komitmen perseroan untuk terus menciptakan nilai untuk para stakeholder.

“Kinerja perseroan yang sangat baik ini adalah hasil pertumbuhan penjualan di existing market, perbaikan distribusi dan pemerataan area penjualan dan diiringi dengan peningkatan perbaikan mutu produksi tembakau dan pengendalian proses kerja untuk mengendalikan biaya untuk peningkatan kualitas performa keuangan dan komitmen perbaikan kinerja organisasi yang berkelanjutan,” kata Andre melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Pada kuartal I 2023, Indonesian Tobacco membukukan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp11,5 miliar. Angka itu menurun 0,49 persen dibandingkan kuartal I pada tahun sebelumnya yang tercatat Rp11,6 miliar.

Sedangkan laba bersih perseroan pada kuartal I 2023 berhasil meningkat 9,45 persen sebesar Rp4,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp3,8 miliar.

"Kinerja positif perseroan adalah bentuk komitmen manajemen perseroan yang terus menjadi momentum perseroan untuk selalu kuat bertumbuh dan bertahan lebih kuat di masa mendatang dan mampu melewati segala rintangan pascapandemi,” ujar Andre.

Sepanjang tahun 2022, Indonesian Tobacco membukukan pendapatan sebesar Rp279 miliar, atau meningkat 17,11 persen dibandingkan pendapatan pada 2021 sebesar Rp238 miliar. Sedangkan dari aspek EBITDA, perusahaan produsen tembakau iris tersebut membukukan Rp54,9 miliar.

Andre menjelaskan, sejak tahun 2020, perseroan memperlihatkan komitmen nyata dengan melakukan perbaikan kinerja yang berkesinambungan dengan peningkatan laba bersih pada 2020 sebesar Rp 6,1 miliar dan pada 2021 yang dibukukan Rp 18,4 miliar.

Untuk tahun 2022, laba bersih Perseroan sebesar Rp 23,9 miliar atau meningkat 30,4 persen dibandingkan dengan tahun 2021. Perseroan juga memperbaiki kinerja dengan penurunan liabilitas sebesar 6,5 persen dengan perbandingan liabilitas perseroan pada 2021 sebesar Rp202 miliar dan pada 2022 turun sebesar Rp 188,9 miliar.

"Kenaikan aset sebesar 5 persen, aset perseroan di tahun 2021 adalah sebesar Rp526,7 miliar, dan di tahun 2022 adalah sebesar Rp553,2 miliar. Perseroan juga membukukan kenaikan ekuitas sebesar 12,2 persen di tahun 2021, ekuitas perseroan adalah sebesar Rp 324,7 miliar dan di tahun 2022 ekuitas perseroan meningkat sebesar Rp364,3 miliar," jelas Andre.

Baca juga: Emiten sawit milik TP Rachmat bagi dividen Rp38 per saham pada Juni
Baca juga: Manulife prediksi kinerja keuangan emiten 2023 tumbuh 6 persen
Baca juga: Emiten nikel Grup Harita resmi melantai di bursa, saham dibuka stagnan

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023