Singapura (ANTARA) - Saham Asia berbalik turun pada perdagangan Selasa, setelah pada pagi hari sempat naik ke tertinggi dua minggu, karena investor tetap berhati-hati di tengah kebuntuan atas pagu utang AS, sambil menunggu survei sektor industri di Eropa dan Amerika Serikat.
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,03 persen pada pukul 05.35 GMT, setelah menyentuh level tertinggi sejak 9 Mei beberapa jam sebelumnya.
Nikkei Jepang juga turun tajam dari puncak 33 tahun, ditutup 0,42 persen lebih rendah, karena beberapa investor masuk pasar untuk mengambil keuntungan setelah reli delapan hari yang melelahkan.
Indeks acuan S&P/ASX 200 Australia berakhir turun tipis 0,05 persen, indeks saham unggulan China daratan CSI 300 ditutup merosot 1,41 persen, indeks Komposit Shanghai jatuh 1,52 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong berakhir 1,27 persen lebih rendah.
Kontrak berjangka FTSE sebagian besar datar sementara kontrak berjangka E-mini untuk indeks S&P 500 naik 0,14 persen.
"Momentum (Asia kecuali Jepang) tampaknya masih relatif rendah," kata Redmond Wong, ahli strategi pasar Saxo Markets yang berbasis di Hong Kong.
Fokus utama investor akan tertuju pada data pengeluaran konsumsi pribadi AS dan risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal, diikuti oleh klaim pengangguran awal, kata Wong.
"Ketiganya bersama-sama berpotensi memberi investor beberapa informasi baru tentang apa yang akan dilakukan Fed dalam pertemuan Juni."
Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy tidak dapat mencapai kesepakatan pada Senin (22/5/2023) tentang cara menaikkan plafon utang pemerintah AS sebesar 31,4 triliun dolar AS hanya dengan 10 hari sebelum kemungkinan gagal bayar, tetapi berjanji untuk terus berbicara.
Hasil positif dari pembicaraan dapat mendorong lingkungan perdagangan berisiko, berpotensi menyebabkan penurunan emas dan lonjakan ekuitas, kata Anderson Alves, seorang pedagang ActivTrades.
Pembacaan data AS mendatang yang lebih kuat dari perkiraan dapat memacu kenaikan lebih lanjut dalam ekspektasi suku bunga jangka pendek AS menjelang pertemuan Juni Federal Reserve, kata Alves.
Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengatakan semalam bahwa pihaknya "hampir tidak mungkin" apakah dia akan memilih untuk menaikkan lagi atau berhenti pada pertemuan bulan depan.
Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan kenaikan 50 basis poin lainnya mungkin diperlukan.
"Dimulainya kembali negosiasi pagu utang memicu beberapa harapan, meskipun ada risiko yang berbeda dari waktu yahg kian nyerempet bahaya," kata ekonom Mizuho, Vishnu Varathan.
"Tanpa tindakan nyata di depan itu, pembicaraan Fed yang hawkish telah (memiliki) beberapa pengaruh di pasar," katanya, menambahkan bahwa beberapa tekanan pada Departemen Keuangan AS juga telah memberikan dukungan kepada dolar.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun dan 2-tahun mendekati level tertinggi yang tidak terlihat sejak Maret, karena pedagang mulai mendorong kembali ekspektasi penurunan suku bunga AS dari Juli menuju November atau Desember.
Imbal hasil obligasi 10-tahun naik untuk sesi ketujuh berturut-turut setelah pernyataan tersebut mencapai 3,728 persen semalam, dan bertahan stabil di dekat level tersebut di Asia. Imbal hasil dua tahun terakhir di 3,875 persen.
Dolar AS mengikuti pergerakan tersebut dan mencapai level tertinggi enam bulan di 138,88 yen di sesi Asia. Kuat terhadap sebagian besar mata uang lainnya, dolar diperdagangkan pada 1,0800 dolar per euro dan 0,6645 dolar AS per dolar Australia.
Aktivitas manufaktur Jepang meningkat untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada Mei, data survei menunjukkan pada Selasa, sementara sektor jasa mencapai rekor pertumbuhan, karena pemulihan setelah COVID-19 mendapatkan traksi.
Survei Indeks Manajer Pembelian akan dirilis di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat hari ini dan pertumbuhan jasa-jasa yang kuat diperkirakan akan menahan angka gabungan di wilayah ekspansi.
Harga minyak terus menanjak. Minyak mentah berjangka Brent naik 0,24 persen menjadi 76,17 dolar AS per barel pada pukul 05.35 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di 72,29 dolar AS per barel, atau naik 0,32 persen.
Baca juga: IHSG ditutup naik seiring penguatan bursa saham kawasan Asia
Baca juga: Rupiah melemah seiring ketidakpastian pembicaraan pagu utang AS
Baca juga: Wall Street berakhir beragam, investor tunggu negosiasi plafon utang
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023