Jakarta (ANTARA) - Sebenarnya tidak ada rekomendasi resmi terkait seberapa sering seseorang harus mengganti piyama dan mencucinya, namun pakar dermatologi di Westlake Dermatology, Austin, Texas Jennifer Gordon, MD menyarankan sekitar tiga hingga empat malam sekali.

Baca juga: Inspirasi di rumah tetap gaya selama pandemi

"Saya akan mengatakan mungkin setiap tiga sampai empat malam jika Anda memakainya secara teratur, seperti setiap malam," kata dia seperti disiarkan Health, Senin (22/5).

Menurut dia, apabila seseorang banyak berkeringat saat tidur, atau jika dia mengenakan piyama tanpa pakaian dalam, mungkin lebih baik mencucinya setiap atau dua hari sekali.

Hidung mungkin menjadi panduan yang lebih baik daripada kalender.

"Tes bau benar-benar salah satu indikator terbaik apakah pakaian perlu dicuci," ujar Gordon.


Berbeda dengan pakaian yang dikenakan saat siang hari atau saat berolahraga, piyama l biasanya tidak menimbulkan kotoran atau noda yang terlihat.

Ada sejumlah kemungkinan yang bisa seseorang alami apabila jarang mengganti dan mencuci piyama, salah satunya meningkatnya iritasi kulit.

Piyama akan mulai menyerap banyak keringat, minyak alami, dan sel-sel mati yang dikeluarkan oleh kulit saat seseorang tidur.

Hal-hal ini belum tentu berbahaya. Tetapi mungkin semua penumpukan dapat menyebabkan penyumbatan pori yang dapat meningkatkan risiko jerawat atau ruam.

Kemudian, microbiome kulit juga dapat mulai menumpuk di piyama. Keringat bercampur dengan bakteri ini mungkin mulai membuat piyama berbau tak sedap.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023