Frankfurt (ANTARA) - FRANKFURT, 22 Mei (Xinhua) -- Perekonomian Jerman mengalami stagnasi seiring bisnis-bisnis di negara itu berjuang melawan sejumlah tantangan, demikian diungkapkan Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK) pada Senin (22/5), mengutip surveinya terhadap sekitar 21.000 perusahaan dari semua jenis industri.

"Prospek untuk 12 bulan ke depan secara keseluruhan masih suram, terutama karena pesanan yang masuk menurun secara signifikan di sisi permintaan. DIHK masih memperkirakan pertumbuhan nol untuk tahun ini," ujar Ilja Nothnagel, anggota Dewan Eksekutif DIHK yang bertanggung jawab atas analisis ekonomi.

"Masih belum ada tanda-tanda kenaikan secara umum," ujarnya.

Hingga 65 persen responden survei itu menyebutkan biaya energi dan bahan baku sebagai risiko bisnis terbesar, meskipun biaya energi sudah turun drastis jika dibandingkan dengan rekor tertingginya dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Desember, bank sentral Jerman Bundesbank melakukan revisi signifikan terhadap proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk 2023. Menurut bank itu, ekonomi Jerman berhasil menghindari penurunan drastis dan diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 0,5 persen pada 2023. Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman tumbuh 1,8 persen tahun lalu.

Kurangnya tenaga kerja terampil dan biaya tenaga kerja juga menjadi perhatian besar. Lebih dari 60 persen perusahaan yang terlibat dalam survei itu mengkhawatirkan krisis tersebut.

"Secara keseluruhan, kita harus menyimpulkan bahwa ekonomi Jerman kekurangan momentum," kata Nothnagel.

Pada Desember, bank sentral Jerman Bundesbank melakukan revisi signifikan terhadap proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk 2023. Menurut bank itu, ekonomi Jerman berhasil menghindari penurunan drastis dan diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 0,5 persen pada 2023. Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman tumbuh 1,8 persen tahun lalu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023