Melbourne (ANTARA News) - Victoria Azarenka sukses mempertahankan gelar juara turnamen Australia Terbuka setelah di final mengkandaskan perlawanan Li Na yang cedera, sekaligus menggapai peringkat pertama dunia petenis wanita pada Sabtu.
Setelah pertandingan ketat yang diwarnai dengan ejekan untuk Azarenka, istirahat dua hari untuk Hari Kembang Api Australia dan dua kali kejatuhan yang menyakitkan bagi petenis China Li, unggulan teratas asal Belarusia itu larut dalam air mata ketika dia menang 4-6, 6-4, 6-3.
Li membutuhkan dua kali istirahat ketika dia dua kali terkilir pergelangan kaki kirinya dan juga kepalanya terbentur di lapangan, pertandingan juga terganggu selama sembilan menit pada babak yang penting akibat kembang api.
Azarenka juga harus mengatasi pendukung Li yang merasa jengkel kepadanya setelah adanya kontroversi batas waktu medis yang saat semi final, yang ia ambil setelah melewati lima match poin.
Keberhasilan itu merupakan kerja keras petenis berusia 23 tahun tersebut saat ia kembali dari ketertinggalan satu set dan mengunci pada match poin pertamanya dalam 2 jam 40 menit untuk meraih gelar juara Grand Slam keduanya.
"Ini perjuangan yang cukup lama, dua minggu," kata Azarenka. "Saya akan selalu mengenang pertandingan ini. Ini akan berada di hatiku selamanya. Hal terakhir yang saya ingin katakan adalah, selamat Hari Australia kepada semua orang."
"Selamat kepada Victoria," kata Li, yang meneteskan air matanya setelah pertandingan itu. "Fantastis hasil di sini selama dua tahun, sangat baik dilakukan." ujarnya.
Li, 30, yang pertama kali terkilir pergelangan kaki kirinya saat memimpin 6-4, 1-3. Dia tertatih-tatih ke kursinya di pinggir lapangan untuk mengikat pergelangan kakinya itu.
Memimpin 2-1 di set ketiga dan memainkan poin pertama setelah terpapar kembang api, Li kembali terguling pada pergelangan kakinya, serta memukul sendiri bagian belakang kepalanya.
Setelah pertandingan, bisa difahami bahwa Li menjadi sangat emosional, setelah melepas kesempatannya menjadi wanita tertua yang menjuarai Australia Terbuka.
Li mulai gugup dan melakukan kesalahan ganda saat memulai pertandingan. Dari 29 game, tercatat 16 kali istirahat dan Li menyelesaikan pertandingan itu dengan 57 kesalahan sendiri.
Li mendapat dukungan mayoritas penonton yang selalu bersorak setiap terjadi kesalahan dan dua kali lipat untuk kesalahan Azarenka. Ketika Azarenka memenangkan permainan dan poin, tidak ada tepuk tangan untuknya, sementara untuk Li sebaliknya.
Azarenka menang empat poin dalam tiga pertandingan dengan serve pertama dan ketika backhand Li menyentuh garis, sehingga pemain China itu memimpin 4-2 di set pertama.
Azarenka berbalik memimpin 3-0 pada set kedua, tetapi pukulan forehand membantu Li menyusul ketertinggalan. Li meraih lima poin langsung setelah timeout medis pertama untuk perawatan pergelangan kakinya, namun Azarenka berhasil menyelinap ke depan 4-2.
Azarenka berlari melalui dua game berikutnya, memegang kendali pertandingan.
Azarenka menjadi pemain keempat yang mampu mempertahankan gelar juaranya untuk kedua kali bersama petenis lainnya, yakni Serena Williams dengan 15, Venus Williams dengan tujuh, Maria Sharapova dengan empat dan Svetlana Kuznetsova dengan dua, demikian AFP.
(D011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013