Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Benigno Aquino menuduh China melecehkan dua kapal nelayan Filipina di perairan Laut China Selatan yang disengketakan, diduga mengemudi keluar batas yang terlindung dari laut ganas.
Berbicara di sela-sela World Economic Forum di Swiss, Aquino mengatakan dua insiden Beting Scarborough telah menyebabkan Manila mengupayakan arbitrase PBB pekan ini atas sengketa wilayah itu.
Aquino, yang tidak mengatakan kapan insiden itu terjadi, menjelaskan bahwa "kapal-kapal China" mendekati ke dalam sembilan meter dari satu kapal nelayan Filipina di dekat beting itu.
"Sementara mereka (kapal-kapal China) mendekati, moncong mereka diduga melepaskan ledakan penuh, yang menyebabkan ketakutan kapal-kapal penangkap ikan kami," katanya, menurut sebuah transkrip yang dirilis oleh pemerintah pada Sabtu.
Satu kapal Filipina kedua diusir oleh kapal-kapal China itu tak lama setelah kapal nelayan tersebut berlindung di dekat gugusan beting, katanya menambahkan.
"Menurut pengakuan (para awak kapal nelayan), mereka diberitahu kapal-kapal China untuk kembali ke perairan yang ganas."
Beting itu, yang terletak lebih dekat ke pulau Luzon Filipina daripada daratan China, telah menjadi sumber gesekan sejak April tahun lalu ketika kapal-kapal China menghentikan angkatan laut Filipina dari menangkap diduga para pemburu China.
Aquino, hanya mengatakan bahwa insiden itu adalah yang terakhir dalam serangkaian tindakan tegas China di wilayah itu, dan menekankan bahwa Beting Scarborough - yang Manila sebut "Bajo de Masinloc" dan China namakan "Pulau Huangyan" - dan perairan di sekitarnya merupakan bagian dari "zona ekonomi eksklusif" Filipina.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, termasuk perairan dan pulau-pulau dekat dengan pantai tetangganya.
Namun Menteri Luar Negeri Albert del Rosario pekan ini mengatakan, Manila telah membawa China ke pengadilan PBB untuk menantang klaim bagi sebagian besar laut, termasuk wilayah milik kepulauan (Filipina), dan akan meminta panel arbitrase untuk menyatakan klaim China di wilayah itu tidak sah.
Aquino mengatakan ia tidak bisa membiarkan China untuk mengklaim "pengendalian efektif atas Bajo de Masinloc dengan memesan kapal kami untuk keluar (dari wilayah itu)", karena hal ini bisa mendorong Beijing untuk bergerak ke dalam Reed Bank yang diduga kaya sumber daya mineral yang diklaim Filipina.
"Kami tidak mengancam siapa pun, tetapi jika kita tidak membela hak-hak kami, siapa yang kita harapkan akan mendukung hak-hak kami?" kata Aquino.
Juru bicara kedutaan China Sabtu tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar mengenai hal itu, demikian AFP.
(H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013