Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa munculnya penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat dipengaruhi oleh pola hidup atau gaya hidup yang dijalani seseorang.

“Hipertensi itu karena dia menyangkut tekanan darah, denyut jantung juga mempengaruhi (kondisi kita). Tapi memang sifatnya ada yang sudah jadi penyakit permanen atau karena stres,” kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Reisa menuturkan hipertensi tidak boleh dianggap sepele karena datang tanpa disertai adanya gejala, sehingga banyak penderitanya baru tahu ketika memeriksakan dirinya. Penyakit itu, bisa datang menimbulkan komplikasi atau beri dampak penyakit lain.

Hipertensi sendiri punya dua faktor risiko yakni yang bisa diubah atau tidak bisa diubah. Pada faktor yang tidak bisa diubah biasanya berupa umur atau ada riwayat keturunan dari keluarga, sedangkan yang bisa diubah adalah gaya hidup seseorang.

Reisa menyoroti bahwa gaya hidup seseorang yang dijalankan dengan perilaku tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik sampai konsumsi garam berlebih dan kegemukan bisa memicu munculnya hipertensi lebih tinggi.

“Stres juga bisa jadi faktor risiko, itu semua bisa kita ubah. Mengutip cara dari Kementerian Kesehatan kita harus CERDIK,” ucapnya.

CERDIK merupakan perilaku hidup sehat yang dinilai bisa menjauhkan masyarakat dari berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit pembuluh darah, jantung, hingga masalah ginjal.

CERDIK sendiri artinya adalah (C)ek kesehatan secara berkala yang membantu masyarakat mendeteksi penyakit dalam sejak dini, melalui monitoring tekanan darah, menimbang berat badan mengukur tinggi badan hingga denyut nadi dan kadar kolesterol teratur.

Kemudian ada (E)nyahkan asap rokok. Reisa mengatakan dampak rokok juga bukan hanya pada sektor kesehatan, tapi juga keuangan. (R)ajin berolahraga secara rutin setidaknya minimal selama 30 menit per hari sebanyak tiga sampai lima kali per minggu.

(D)iet sehat dan seimbang, yakni dengan mengkonsumsi buah dan sayur seimbang, serta membatasi asupan gula, garam dan lemak (GGL) sesuai anjuran para pakar. (I)stirahat cukup yakni tujuh sampai delapan jam sehari, dan (K)urangi stres agar potensi penyakit kardiovaskuler berkurang. Misalnya dengan rekreasi, relaksasi, berpikiran positif dan bercengkerama dengan orang lain.

“Penerapan CERDIK yang paling penting itu konsisten, cara ini paling mudah diingat, mudah diterapkan. Jadi akan cepat melekat di dalam ingatan kita,” ujar Reisa.

Baca juga: Jubir Pemerintah: Hipertensi penyakit tak bergejala yang mematikan
Baca juga: Dokter: Pemeriksaan tekanan darah berkala penting cegah hipertensi
Baca juga: Ada hubungan kolesterol dan hipertensi dengan risiko Alzheimer
Baca juga: Kiat kendalikan tekanan darah untuk cegah hipertensi

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023