Kami meminta angkatan bersenjata mengirim pasukan bantuan...

Kairo/Ismailia (ANTARA News) - Angkatan Bersenjata Mesir menggelar pasukan di kota Suez Sabtu pagi setelah sembilan orang ditembak mati dalam protes di seluruh negara itu terhadap Presiden Mohamed Moursi.

Menurut laporan Reuters, delapan dari sembilan orang yang tewas itu, di antaranya seorang polisi yang ditembak hingga mati di Suez dan seorang lagi ditembak dan tewas di kota Ismalia, kata para dokter.

Sebanyak 456 orang cedera di seluruh Mesir, kata para pejabat, dalam kerusuhan Jumat yang dipicu kemarahan terhadap Moursi dan sekutu Islam atas apa yang para pemrotes anggap sebagai pengkhianatan terhadap revolusi.

Moursi mengatakan negara tidak akan segan-segan dalam "mengejar para penjahat dan menyeret mereka ke pengadilan".

Dalam satu pernyataan, ia juga menyeru rakyat Mesir menghormati prinsip-prinsip revolusi dengan menyatakan pandangan-pandangan mereka secara damai.

Pasukan digelar di Suez setelah kepala polisi kota tersebut meminta pasukan bantuan. Tentara menyebarkan pamflet-pamflet kepada penduduk untuk menjamin kepada mereka bahwa penggelaran itu adalah untuk sementara dan untuk menjaga keamanan kota itu.

"Kami meminta angkatan bersenjata mengirim pasukan bantuan di lapangan sampai kami mengakhiri periode sulit ini," kata Adel Refaat, kepala keamanan di Suez kepada stasiun televisi pemerintah.

Ulang tahun revolusi Jumat itu membuat negara itu terbagi dua antara kelompok Islam dan kelompok sekuler.

Perpecahan itu menghambat usaha-usaha Moursi, yang dipilih Juni lalu, untuk menghidupkan kembali ekonomi dalam krisis dan menyebabkan mata uang Mesir anjlok dan investor-investor serta wisatawan enggan datang.

Diilhami oleh pemberontakan rakyat di Tunisia, revolusi Mesir menyebar lebih jauh ke seluruh dunia Arab. Tetapi tujuan bersama yang menyatukan rakyat Mesir dua tahun lalu mengalami perpecahan yang telah memicu bentrokan berdarah di jalan bulan lalu.

Ribuan penentang Moursi melakukan unjuk rasa, Jumat, di Lapangan Tahrir Kairo -- pusat dari pemberontakan terhadap Mubarak- untuk menyuarakan kembali tuntutan satu revolusi yang menurut mereka telah dibajak Ikhwanul Muslimin, kelompok tempat Mursi berasal.

(H-RN)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013