secara umum, lahan gambut di Riau relatif kering

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) kembali melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau setelah sempat beberapa bulan dihentikan.

"Setelah sempat dihentikan, kini pemerintah pusat kembali melakukan operasi hujan buatan (TMC) di wilayah Provinsi Riau dan TMC menyamai garam di awan potensial yang diharapkan bisa membantu curah hujan di Riau," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin.

Ia mengharapkan hujan buatan ini bisa membantu proses pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) serta membasahi lahan gambut di Riau agar terhindar dari kebakaran lahan.

Sebab katanya saat ini Provinsi Riau sedang dilanda musim kemarau yang cukup panas dan kering. Ia bersyukur Riau mendapat dapat bantuan TMC kembali untuk tahap kedua dan operasi hujan buatan tersebut sudah dimulai beberapa hari.

"Terima kasih kepada BRGM dan BRIN yang telah melaksanakan TMC periode kedua ini. Karena secara umum, lahan gambut di Riau relatif kering. Pada musim hujan sudah ada kejadian lahan gambut yang terbakar dan hujan yang terjadi beberapa hari masih belum cukup untuk memadamkan api secara sempurna," katanya.

Baca juga: BRIN lakukan modifikasi cuaca untuk tingkatkan curah hujan di Riau
Baca juga: BPPT terapkan modifikasi cuaca untuk cegah karhutla di Riau

Ia berharap kegiatan TMC kolaborasi BRIN dan BRGM yang akan dilaksanakan selama 11 hari itu perlu diprioritaskan pada daerah pesisir timur yang didominasi lahan gambut.

Ia menjelaskan pesisir timur Riau berbatasan langsung dengan negara tetangga sehingga kemunculan titik api atau bahkan kabut asap di daerah prioritas akan berpotensi menimbulkan sebaran asap ke negara tetangga.

Sebelumnya BNPB juga telah melaksanakan operasi TMC di Provinsi Riau selama 20 hari dari 9 April-8 Mei 2023.

Sejumlah wilayah yang sempat dilanda Karhutla seperti di Sinaboi Rokan Hilir, di Pelintung dan Sungai Sembilan Dumai serta di Rupat dilaporkan sudah padam hanya tersisa di Teluk Makmur Dumai masih pendinginan.

"Sebelumnya Karhutla juga sempat ditemukan di wilayah Tapung Kampar. Namun sudah berhasil di padamkan petugas. Masyarakat diimbau agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Tidak boleh sembarangan membuang puntung rokok yang masih menyala bara api. Apalagi saat berada di kebun, tanah kosong atau di hutan," katanya.

Masyarakat yang hobi memancing ikan dan membakar ikan atau api unggun, maka harus hati-hati dan pastikan api sudah padam semua baru ditinggalkan pulang dan jangan ditinggal begitu saja karena berpotensi kebakaran lahan.

"Masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas dan aparat setempat yang terdekat jika di daerah mereka ditemukan kebakaran hutan dan lahan. Tujuannya supaya api bisa segera ditangani dan dipadamkan dengan segera. Sebab jika sudah meluas api akan sulit dipadamkan," katanya.

Baca juga: Satgas Karhutla turunkan alat berat di lokasi rawan kebakaran di Riau
Baca juga: Petugas masih berupaya padamkan karhutla di Dumai
Baca juga: Helikopter bantuan BNPB tiba di Pekanbaru

Pewarta: Frislidia
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023