Sana`a (ANTARA News) - Khawatir tersaingi oleh kaum wanita, lebih separuh pria Arab Saudi menolak perluasan lapangan kerja kaum Hawa negeri kaya minyak itu, demikian hasil jajak pendapat yang dipublikasikan Jumat (9/6). Jajak pendapat yang dilakukan oleh situs Arab "Radadi" itu menunjukkan bahwa lebih 67 persen kaum Adam negeri tersebut menolak perluasan lapangan kerja bagi kaum Hawa. Hanya sekitar 33 persen saja yang menyetujui perluasan lapangan kerja bagi kaum wanita, mengingat semakin banyak dari mereka yang memiliki kemampuan di berbagai lapangan kerja yang selama ini dimonopoli kaum pria. Hasil jajak pendapat itu, menurut pers setempat merupakan "benturan hebat" bagi kaum wanita negeri petrodollar tersebut mengingat jumlah pencari kerja di kalangan kaum wanita akhir-akhir ini makin meningkat. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 22 ribu izin usaha baru adalah dari para pengusaha wanita. Selain itu sekitar 20 persen dari dana investasi di negeri produsen minyak terbesar dunia itu dimiliki kaum hawa. Sementara total deposito yang dimiliki kaum wanita Saudi, seperti dilaporkan harian Al-Madinah lebih dari 15 miliar riyal (sekitar US $ 4 milyar). Kenyataan ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi pengusaha sukses. Sejauh ini, izin usaha bagi kaum wanita Saudi tebatas pada bidang-bidang pengelolaan salon khusus wanita, usaha mebel dan usaha pakaian jadi. Sedangkan lapangan kerja masih sebatas guru dan bidang administrasi. Sejalan dengan perkembangan zaman, kaum Hawa negeri padang pasir itu, dalam beberapa tahun terakhir mulai menuntut peluang yang sama untuk mendapatkan hak-hak mereka termasuk hak mendapatkan lapangan kerja yang lebih luas. Namun hasil jajak pendapat tersebut, sedikitnya memberikan kesan kepada mereka tentang kekhawatiran kaum pria akan tersaingi pada saat lapangan kerja semakin sulit akhir-akhir ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006