Penciptaan rekor baru itu pada urutan rekor ke 5.791 Muri,"
Manado (ANTARA News) - Pagelaran permainan musik Kolintang terlama yang diselenggarakan Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) di Minahasa Utara, menciptakan rekor baru pada Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).
Penyerahan piagam rekor MURI dilakukan Senior Manager Muri Paulus Pangka kepada Ketua Dewan Pembina Pinkan, Lis Purnomo Yusgiantoro dan kepada Pemrakarsa Djemmy Sumakud di Minahasa Utara, Jumat.
Senior Manager Muri, Paulus Pangka, usai penyerahan piagam itu mengatakan, Muri mengukuhkan satu rekor baru dalam bidang seni budaya yaitu pagelaran musik Kolintang terlama dengan waktu 12 jam 12 menit 12 detik.
"Penciptaan rekor baru itu pada urutan rekor ke 5.791 Muri," kata Paulus.
Paulus Pangka mengatakan, penciptaan rekor ini dilakukan oleh putra- putri dari Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Penyelenggara kegiatan ini Pinkan dan diprakarsai Djemmy Sumakud.
"Tujuan kegiatan pemecahan rekor adalah, untuk mensosialisasikan Kolintang ini kepada generasi muda, dan harapan kedepannya untuk ada pengakuan dunia dari UNESCO terhadap musik Kolintang tersebut," katanya.
Paulus mengatakan, sebelumnya Muri pernah mencatat rekor terkait dengan kolintang.
Sudah tercatat sebagai rekor dunia adalah Kolintang terbesar, pagelaran kolintang dengan peserta terbanyak dan lomba musik Kolintang merah putih memperebutkan Piala Presiden.
Pemrakarsa Djemmy Sumakud, kegiatan yang dilakukan ini antara lain, menjadi bukti warisan kepada generasi muda, bahwa mereka memiliki peninggalan Kolintang.
Menurut Djemmy Sumakud, sebelumnya telah melakukan beberapa kegiatan terkait dengan kolintang seperti pada tahun 1988 kejuaraan kolintang piala Gubernur Jawa Timur.
Kemudian melaksanakan kegiatan akbar nasional Kolintang memperebutkan Piala Presiden pertama tahun 2006.
Pada tahun 2006 itu meraih rekor Muri dan tahun ini juga meraih rekor Muri.
Rencananya, sesudah kegiatan ini akan dilakukan penciptan rekor MURI baru bermain Kolintang mengelilingi Nusantara.
(J009/M031)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013