Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa peluang terjadinya banjir besar di Jakarta pada tanggal 27 Januari sangat kecil karena curah hujan yang jatuh di wilayah ibu kota dominan berintensitas rendah hingga sedang.
Kepala Pusat Data Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa banjir besar yang terjadi pada tahun 2007 lalu disebabkan oleh tiga faktor iklim yang saat ini belum terdeteksi.
"Untuk terjadi banjir besar seperti pada Februari 2007 harus ada curah hujan yang berintensitas tinggi dan berdurasi lama, waktu itu banjir disebabkan curah hujan yang ekstrem dan jauh di atas pola normalnya," kata Sutopo.
Sutopo menambahkan bahwa fenomena hujan yang sangat ektrem pada tahun 2007 itu dipengaruhi perambatan "cold surge" (seruak dingin) dari Siberia serta adany siklon tropis di selatan Indonesia atau sebelah utara Teluk Carpentaria, Australia.
"Sementara saat ini siklon tropis tidak ada di selatan Indonesia, sedangkan indeks "cold surge" di Hongkong juga tidak terdeteksi," kata Sutopo.
Berdasarkan data BMKG, kata Sutopo, BMKG selama 25-28 Januari 2013, curah hujan yang jatuh di Jakarta dominan berintensitas rendah hingga sedang, sehingga kecil peluang terjadinya bajir pada Januari 2013.
"Memang, pada 27 Januari air laut diprediksi pasang sejak pukul 05.00 WIB hingga mencapai puncaknya pada pukul 08.00--10.00 yang lebih tinggi 1 meter dari normalnya, tetapi itu pasang maksimum," kata Sutopo.
Namun Sutopo mengatakan masyarakat tetap harus waspada dan siap siaga terkait ancaman banjir, karena curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi hingga Maret mendatang.
"Jika pun terjadi banjir hanya pengaruh dari rob atau genangan saja, tidak berupa banjir besar seperti tahun 2007 lalu," tegasnya.
(P012)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013