Sekitar 99 warga Tibet melakukan bakar diri untuk memrotes pemerintahan China di Tibet sejak 2009, kata hitungan terbaru pemerintah Tibet di pengasingan di India.
"Mengingat berlanjutnya situasi tragis ini, saya meminta rekan saya warga Tibet untuk tidak merayakan Losar (tahun baru Tibet yang jatuh pada 11 Februari) dengan perayaan yang biasanya digelar," kata sebuah pernyataan dari Lobsang Sangay.
"Saya meminta Anda untuk hanya melakukan ritual keagamaan adat seperti mengunjungi kuil dan membuat persembahan," tambahnya, sambil mendesak warga Tibet untuk memakai jubah tradisional mereka "guna menampilkan identitas dan tradisi".
Dalam aksi bakar diri terakhir, Kunchok Kyab, seorang warga setempat berusia 26 tahun, melakukan aksi bakar diri di sebuah biara Budha di wilayah otonomi Tibet barat, provinsi Gansu, China, Selasa, yang berakhir dengan kematian akibat luka-luka yang dideritanya.
Radio Free Asia (RFA) yang berbasis di Amerika Serikat menyebut hal itu sebagai kasus ke-98 dari aksi bakar diri yang dilakukan oleh warga Tibet di China.
Tingkat aksi bakar diri melonjak pada bulan November menjelang pergantian kepemimpinan Partai Komunis China yang berlangsung setiap satu dasawarsa, dengan penetapan Xi Jinping sebagai ketua partai. Dia diperkirakan akan menjadi presiden China pada bulan Maret.
Banyak orang Tibet di Cina menuduh pemerintah melakukan penindasan agama dan mengikis budaya mereka, seiring dengan makin banyaknya etnis mayoritas Han bergerak ke wilayah bersejarah Tibet.
China membantah itu dan mengatakan Tibet menikmati kebebasan beragama. Beijing juga menunjukkan besarnya investasi berkelanjutan yang dilakukan di kawasan itu yang telah membawa modernisasi dan standar hidup yang lebih baik di Tibet.
(G003/B002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013