Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia
(Aprisindo), Handaka Santosa, memperkirakan omzet usaha ritel selama 2006 akan meningkat hingga 25 persen mulai Mei.
"Terjadi peningkatan omzet yang signifikan mulai Mei, sedangkan Juni `take off`, kira-kira peningkatan 20 persen dari tahun lalu, bisa hingga 25 persen. Lebaran diharapkan bisa dua kali lipat. Bulan Juni dengan adanya Jakarta Great Sale mungkin bisa naik 30 persen," jelasnya di Jakarta, Jumat.
Peningkatan omzet tersebut akibat adanya kenaikan gaji pegawai negri sipil dan upah minimum regional serta batalnya kenaikan tarif dasar listrik.
Sejak Januari-April omzet ritel sangat menurun akibat anjloknya daya beli masyarakat karena kenaikan harga BBM. Sebelumnya, selama 2006 diperkirakan peningkatan omzet hanya sebesar 20 persen atau menjadi Rp50 Triliun dari Rp42 Triliun pada 2005.
Ketua Kadin DKIB Jakarta, Sofyan Pane, mengatakan sejak 2002
penyelenggaraan Jakarta Great Sale (JGS) yang sebelumnya disebut pesta diskon (potongan harga) selama sebulan dalam rangka ulang tahun Jakarta selalu meningkat omzetnya.
"Pada 2002 peningkatan transaksi 25 persen, 2003 meningkat 10 persen, pada 2005 sebesar 10 persen yaitu Rp4,72 triliun, kalau tahun ini diperkirakan peningkatan 30 persen maka transaksi bisa mencapai Rp5,4 triliun," katanya.
JGS 2006 yang akan dibuka pada 15 Juni itu akan memberikan diskon hingga 80 persen pada konsumen. Total peserta JGS terdiri dari 7 hotel, 5 rumah sakit, 6.583 gerai, 27 pusat perbelanjaan, 11 restoran, 38 departemen store.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006