... terus mengimbau dan membujuk warga di bantaran Waduk Pluit agar mau dipindah... "Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengimbau seluruh warga yang tinggal di bantaran Waduk Pluit bersedia direlokasi. Sejak lama diketahui, pemukiman di bantaran waduk dan sungai menyempitkan badan air berujung banjir parah.
"Kami terus mengimbau dan membujuk warga di bantaran Waduk Pluit agar mau dipindah, sehingga normalisasi waduk bisa cepat dilaksanakan," kata Jokowi, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Sungai dan waduk serta selokan, masih dianggap sebagai tempat sampah raksasa bagi kebanyakan warga Jakarta; padahal lingkungan tempat mereka tinggal selalu banjir saban hujan lebat. Apa saja dibuang warga Jakarta di selokan, sungai, dan waduk; mulai dari bungkus permen dan rokok hingga lemari es bekas dan kasur beserta tempat tidurnya.
Perilaku warga Jakarta yang masa bodoh soal ini juga masih sangat negatif terkait pemeliharaan kebersihan lingkungan. Penegakan hukum terkait masalah lingkungan juga tidak pernah dilakukan secara komprehensif dan konsisten.
"Warga akan terus kami bujuk secara perlahan-lahan. Kami berharap warga mau melakukannya dengan sukarela, tanpa perlu dipaksa," ujar Jokowi. Dia segera menormalisasi Waduk Pluit, berupa pengerukan dan pemindahan warga.
Warga yang tinggal di bantaran Waduk Pluit, sambung Jokowi, rencananya akan direlokasi ke rumah susun Marunda di Jakarta Utara. Tahap pertama relokasi warga Pluit terbuka untuk 240 kepala keluarga.
Data DKI Jakarta, terdapat 7.000 KK atau 17.000 orang tinggal di bantaran Waduk Pluit. Akan tetapi, hingga Rabu (23/1), baru 67 KK atau sekitar 234 jiwa yang bersedia dipindah ke rusun Marunda itu.
(R027/N002)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013