Setiap jamasan saya pasti datang karena ingin melihat berbagai fenomena yang muncul dalam penjamasan.

Banyumas (ANTARA News) - Benda-benda pusaka peninggalan Raja Mataram Amangkurat I yang tersimpan di Langgar Jimat di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dicuci dalam prosesi yang disebut jamasan pada Jumat.

Ratusan warga dari berbagai daerah, termasuk keluarga Keraton Solo, Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Sosronagoro, menyaksikan tradisi tahunan jamasan Jimat Kalisalak yang dipimpin oleh Juru Kunci Langgar Jimat Kalisalak, Ki Madaslam.

"Setiap jamasan saya pasti datang karena ingin melihat berbagai fenomena yang muncul dalam penjamasan, seperti jumlah mata uang yang kadang bertambah dan kadang pula berkurang," kata Fajar (40) yang datang dari Cilacap untuk menyaksikan jamasan.

Dia percaya kejadian saat upacara jamasan merupakan pertanda zaman, seperti keberadaan jenu--akan yang memabukkan-- di tempat penyimpanan uang pada jamasan tahun 2011 silam yang menurut dia menandai banyaknya pejabat yang dihukum karena korupsi.

Juru bicara Langgar Jimat Kalisalak, Ilham Triyono, mengatakan, kejadian ganjil kadang memang muncul saat upacara jamasan seperti penambahan dan pengurangan jumlah benda bersejarah.

Namun dia enggan menafsirkan kejadian-kejadian itu. "Biarlah masyarakat yang menafsirkan sendiri fenomena-fenomena ini," katanya.

Kepala Desa Kalisalak Setiaji mengatakan tahun ini upacara jamasan tidak disertai kirab kerabat karena acara jatuh hari Jumat.

Usai dijamas di altar, benda-benda pusaka tersebut langsung dibungkus dengan kain putih dan dimasukkan ke dalam langgar untuk dibuka kembali pada prosesi jamasan tahun berikutnya.

Amangkurat I adalah putra Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Raden Ayu Wetan (Kanjeng Ratu Kulon) yang naik tahta Mataram pada 1646-1677.

Raja yang semasa kecil diberi nama Mas Sayidin itu konon pernah singgah di Kalisalak dalam perjalanan menuju Batavia, dan meninggalkan beberapa pusaka di sana.

(KR-SMT)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013