Seoul (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu mengatakan telah bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan mendiskusikan upaya Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
Pertemuan antara Zelenskyy dan Yoon, yang dilakukan di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok Tujuh (G7) di Hiroshima, menandai kali pertama keduanya bertemu.
"Berterima kasih (kepada Yoon) untuk bantuan kemanusiaan dan bantuan tidak mematikan kepada Ukraina, terutama kendaraan penyapu ranjau. Saya menantikan kerja sama yang berkelanjutan," kata Zelenskyy melalui cuitan di Twitter.
Yoon diberikan penjelasan singkat mengenai situasi di garis depan dan bagaimana Ukraina memukul mundur "agresi skala penuh" Rusia, kata Zelenskyy.
Pertemuan Yoon-Zelenskyy dilakukan atas permintaan Ukraina, menurut laporan kantor berita Korea Selatan Yonhap, mengutip kantor Yoon.
Kedua negara sepakat untuk bertukar kunjungan delegasi, kata kantor Zelenskyy dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Ibu Negara Ukraina minta peralatan militer tak mematikan dari Korsel
Pekan lalu, Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska mengunjungi Korea Selatan untuk menghadiri sebuah konferensi media.
Ibu Negara Ukraina bertemu dengan Yoon dan meminta bantuan militer tidak mematikan untuk negaranya, menurut kantor presiden Korea Selatan.
Sehari setelah permintaan itu, Korea Selatan mengumumkan perjanjian dengan Ukraina untuk memberikan bantuan keuangan senilai 130 juta dolar AS (sekitar Rp1,94 triliun).
Korea Selatan, yang merupakan produsen utama peluru artileri, mengatakan pihaknya tidak menyediakan senjata mematikan ke Ukraina.
Meski demikian, dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan lalu, Yoon mengatakan pemerintahannya mungkin tidak hanya bersikeras pada dukungan kemanusiaan atau keuangan jika warga sipil di Ukraina terus diserang dalam skala besar atau karena adanya suatu situasi yang tidak dapat diterima oleh komunitas internasional.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS akan terus koordinasi dengan Korsel bantu Ukraina
Baca juga: Korsel tak akan kirim senjata ke Ukraina demi hubungan dengan Rusia
Penerjemah: Raka Adji
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023