Batam (ANTARA) - Dentuman drum bas, suara lantunan yel-yel penyemangat yang sangat keras, hingga keramaian orang-orang terlihat di pintu kedatangan Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, mulai dari anak kecil, anak sekolah, orang tua, pekerja di kawasan itu, hingga beberapa pejabat di provinsi itu juga turut menyemarakkan nyanyian yel-yel itu.
Spanduk yang bertuliskan "Selamat datang Muhammad Ramadhan Sananta. Peraih medali emas sepak bola pada SEA GAMES Kamboja 2023" itu dibawa para pendukungnya yang telah setia menanti kedatangan dia di tanah Kepulauan Riau. Sambil memegang spanduk itu, nyanyian yel-yel kemenangan itu terus dikumandangkan, sampailah yang ditunggu-tunggu, yaitu salah satu pemain sepak bola, putera daerah Kepri, Muhammad Ramadhan Sananta, keluar dari gedung kedatangan, dengan berkalung medali emas hasil jerih payahnya bersama Timnas Indonesia UU-22 saat berlaga di SEA GAMES 2023/Kamboja.
Berjalan di tengah kerumunan para pendukung yang ingin berdekatan dengannya, dia juga melayani "tos" orang-orang di sekitarnya. Selain itu, taburan beras kunyit, tradisi di Tanah Melayu, yang melambangkan kemakmuran, kesejahteraan, dan kebersihan hati juga diberikan saat menyambut kedatangan sang pahlawan.
Tak lupa dalam kesempatan itu Sananta juga dikalungi untaian bunga dan dipakaikan tanjak berwarna merah putih bertuliskan "Ramadhan Sananta" di bagian kanan tanjak oleh Asisten I Pemerintah Provinsi Kepri Tengku Said Arif Fadilah, Ketua Umum KONI Kepri Usep dan Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kepri Muhammad Ikhsan.
Tengku Said mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih kepada Sananta, putra daerah dari Lingga, yang telah mengukir prestasi di kancah internasional.
Untuk membalas penantian pendukung yang telah setia menunggunya tiba di bandara dengan menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kepri yang telah memberikan dukungan kepadanya, khususnya kedua orang tua, yang selalu memberikan motivasi pada dirinya.
Sananta berharap ada lagi pemain sepak bola dari Kepri yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Muhammad Ramadhan Sananta, anak kelahiran Daik, Lingga, Kepulauan Riau, 20 tahun silam, merupakan putera keempat dari lima bersaudara.
Ayah Sananta, Syariman, bercerita anak lelakinya itu sudah memulai hobi dan memperlihatkan kecintaannya terhadap sepak bola sejak usia 5 tahun.
"Jadi berangkat dengan itu, dengan dukungan bahwa pamannya seorang pelatih di daerah tempat kami di Daik, Lingga. Alhamdulillah sosok Melayu hari ini terwakili di antara seluruh pemain Garuda muda, salah satunya Sananta," ujar Syariman, dengan raut muka bangga serta suara yang tegas dengan logat Melayu, dalam perbincangan ANTARA.
Lambat laun, dengan jerih payah Sananta dalam menekuni hal yang ia senangi, akhirnya berhasil memasuki Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) saat duduk di bangku sekolah menengah pertama atau SMP. Dengan bergabungnya Sananta, juga mengantarkan Kepri meraih juara dua dalam Piala Soeratin di Aceh dan Medan, kala itu. Hasil pencapaian itu juga membawa Sananta bergabung di Liga 3 pada PS Arjuna Putra di Medan.
Saat itu dia tampil di luar dugaan, hingga mencatat top score. Dari awalnya Arjuna Putra di posisi 16, dengan hadirnya Sananta dan beberapa orang PPLP membawa Arjuna Putra ke 4 besar.
Keberhasilan Sananta berlanjut, hingga akhirnya menjadi pemain Timnas Indonesia UU-22 tanpa mengikuti proses U-16 ataupun U-19. Sananta yang awalnya di PS Arjuna Putra kemudian diajak oleh pelatih sepak bola Indonesia Liestiadi untuk bergabung di Persatuan Sepak bola Indonesia Kabupaten Bogor (Persikabo).
Kala itu, saat dia ikut dalam pertandingan Persikabo di Bali, dengan tanpa penonton, Sananta tidak ditempatkan sebagai pemain profesional, dengan waktu permainan 45 menit.
Setelah dia bergabung dengan PSM Makassar dan hadirnya Bernardo Tavares, akhirnya Sananta dianggap layak dan direkrut sebagai pemain junior PSM Makassar.
Sananta kini sudah dikenal lewat jalur bola, sehingga dijadikan "aset" daerah bagi Kepri. Prestasi yang diraih Sananta diharapkan juga menjadi motivasi bagi generasi muda di Kepri yang menggemari permainan sepak bola untuk meraih prestasi serupa atau bahkan melebihi. Perjuangan penuh tantangan yang dijalani Sananta hingga perncapaian preatasinya saat ini akan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya.
Kini, Muhammad Ramadhan Sananta telah menjadi pemain sepak bola profesional Indonesia yang berposisi sebagai penyerang untuk klub Liga 1 PSM Makassar dan bermain untuk Tim Nasional Indonesia.
Keberhasilan Tim nasional Indonesia U-22 meraih medali emas di ajang SEA Games 2023 di Kamboja mengakhiri penantian medali emas selama 32 tahun dari cabang olahraga sepak bola, berkat kemenangan 5-2 atas Thailand pada pertandingan final di Stadion Nasional, Phnom Penh, Selasa (16/5) malam.
Bahkan, untuk meraih kemenangan itu, Sananta dan anggota Garuda Muda lainnya tidak dengan cara mudah, setelah unggul 2-0 pada babak pertama, Thailand mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 menjelang waktu normal usai.
Namun pada akhirnya, Indonesia kemudian mampu membawa medali emas kebanggaan berkat tiga gol tambahan pada masa tambahan waktu.
Penyambutan meriah atas kedatangan Muhammad Ramadhan Sananta di Kepri bukan sekadar melambangkan kebanggaan masyarakat kepulauan itu atas raihan emas Timnas Indonesia, namun juga mewakili kegembiraan masyarakat Indonesia yang tim sepakbolanya mampu mengukir prestasi tertinggi di ajang SEA Games atau pertandingan olahraga se-Asia Tenggara itu.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023