Kalau saat itu PDI Perjuangan Jateng tidak kompak, tidak ada satu pun rumus kemenangan itu.

Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenang kemenangannya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013 yang disebutnya sebagai buah kekompakan seluruh jajaran pengurus hingga kader PDI Perjuangan, khususnya di provinsi ini.

Ganjar menuturkan pengalamannya itu saat menghadiri langsung Konsolidasi Pemenangan Pilpres 2024 DPD PDIP Sumatera Selatan selaku bakal calon presiden PDIP di GOR Dempo, Palembang, Sabtu.

"Kalau saat itu PDI Perjuangan Jateng tidak kompak, tidak ada satu pun rumus kemenangan itu," kata Ganjar mengutip keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Pasalnya, Ganjar mengaku penugasan untuk maju menjadi calon gubernur Jateng itu datang tiba-tiba saat dirinya tengah menyiapkan diri untuk kembali maju sebagai calon anggota DPR RI.

"Tahu enggak? Saat itu popularitas saya hanya 7 persen, elektabilitas saya hanya 3 persen. Harus men-challenge (menantang, red.) seorang incumbent yang punya pengalaman menjadi Pangkostrad, bintangnya tiga," ujarnya.

Ganjar merujuk pada purnawirawan TNI, Bibit Waluyo, yang saat itu berstatus petahana Gubernur Jateng.

Selain seluruh kader PDIP dan pendukung, Ganjar menyebut setidaknya ada empat nama yang dia berikan ucapan terima kasih khusus atas keberhasilannya menjalankan tugas dari partai dalam Pilgub Jateng 2013.

Nama pertama adalah putra Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Pranada Prabowo, yang disebut Ganjar menyeret dirinya saat masuk ke sebuah ruangan untuk menerima penugasan maju dalam Pilgub Jateng 2013.

Baca juga: Polstat: Dukungan konstituen PDIP tak bulat ke Ganjar Pranowo
Baca juga: PDIP minta kader Sumsel turun ke akar rumput menangkan Ganjar Pranowo

Lantas nama lain adalah putri Megawati, Puan Maharani, yang menjadi panglima tempur selaku Ketua Tim Pemenangan Ganjar dalam Pilgub Jateng 2013.

Berikutnya, almarhum suami Megawati, Taufiq Kiemas, yang disebut Ganjar sebagai salah satu penggembleng mental utamanya selama menjadi kader PDIP.

"Begitu saya direkomendasi, kami bertempur, kami menang, pertama yang saya lapori adalah Bapak Taufiq Kiemas," ujarnya.

Ganjar pun sempat mengenang betapa Taufiq Kiemas kerap membanggakannya di hadapan wartawan sebagai sosok yang tidak diunggulkan, tetapi berhasil menjadi pemenang dalam Pilgub Jateng 2013.

Selain itu, tentu saja Ganjar berterima kasih kepada Megawati yang telah memberi kepercayaan atas penugasan-penugasan partai, baik itu semasa di Badan Pendidikan dan Pelatihan PDIP maupun sebagai calon anggota DPR RI.

Kini, Ganjar pun telah menerima mandat untuk maju sebagai bakal calon presiden PDIP dalam Pemilu 2024 sebagaimana diumumkan oleh Megawati di Istana Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, 21 April lalu.

"Jadi, penugasan-penugasan yang diberikan kepada saya itu adalah bagian dari keseriusan sebagai kader sekaligus menguji kami apakah kami cukup serius," ujarnya.

Seturut tahapan dan jadwal penyelenggaraan Pemilu 2024 oleh KPU, pencalonan presiden dan wakil presiden dijadwalkan mulai 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) mengatur pasangan calon presiden/wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR RI atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024 harus memiliki dukungan parpol/gabungan parpol yang sedikitnya memperoleh 115 kursi di DPR RI atau parpol/gabungan parpol Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah sekurang-kurangnya 34.992.703 suara.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023