Para jenderal TNI dan Polri agar benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan yang memperhatikan anak buah.
Jakarta (ANTARA) - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa perang Rusia dengan Ukraina dapat menggambarkan sosok karakter pemimpin kesatria yang mesti dipelajari.

Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa pemimpin itu harus punya ciri dan cara berpikir yang kokoh dan kesatria.

Sebelum itu, Megawati menyinggung pertempuran antara Rusia dan Ukraina sebagai contoh untuk dipelajari.

"Ini yang namanya Rusia dan Ukraina kalau saya katakan bukan perang. Battle saja. Kalau saya lihatin saja. Menurut saya seorang pemimpin itu cara berpikir. Aksi reaksi supaya tidak salah berpikirnya," ujar Megawati di Gedung Lemhannas RI, Jakarta, Sabtu.

Megawati lantas menyinggung Presiden Ukraina yang justru dalam perang melawan Rusia mencari dukungan ke negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Lah, Presiden Zelenskyy (Volodymyr Zelenskyy) itu kok cari dukungan ke mana-mana, tidak langsung (lawan). Kalau saya selalu bilang, hadapi itu yang kesatria. Begitu kalau saya selalu ngomong sama anak-anak saya (kader PDI Perjuangan)," katanya.

Megawati meminta Indonesia sebagai sebuah bangsa harus mempersiapkan diri dengan baik, baik dalam menghadapi persoalan nasional maupun masalah global.

"Dengan cara berpikir yang kuat, kita bisa mempersiapkan diri kita, diri bukan orang per orang, melainkan sebagai bangsa mempersiapkan secara nasional dan juga internasional. Kalau tidak begitu, bagaimana kita?" kata Megawati.

Ia berharap para jenderal TNI dan Polri agar benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan yang memperhatikan anak buah.

Ketika menjadi Presiden, kata dia, pangkat, bintang, dan medali itu ditempelkan di baju kebesaran yang menjadi simbol sebagai pimpinan.

"Bahwa itu sebuah penghargaan, terima kasih. Tapi bukan itu. Bukan itu modal dasar kita sebagai sebuah bangsa. Jangan dong. Saya bilang kepada para jenderal itu," ucapnya


Megawati melanjutkan, "Coba para jenderal-jenderal itu, pakaian saya juga pernah panglima tertinggi lho. Saya ngomong begini supaya inget juga. Kalian bisa begitu (dihormati sebagai pemimpin) karena siapa? Karena ada anak buah. Tolong benar-benar anak buah diurus. Anak buah itu diurus buanget. Karena apa? Kalau enggak ada yang ngomong siap Ndan, siap Ndan. Ya, kayak gini aja jadinya."

Bukan hanya bagi para petinggi TNI, Megawati juga menyinggung polisi yang harus memperhatikan anak buah.

"Tolong deh. Saya melihat soalnya. Polisi juga. Kalau sudah jadi jenderal, anak buahnya itu diurus. Jangan sampai mati keleleran. Saya selalu bilang mana ada jenderal yang mati di depan perang. Enggak ada. Yang ada anak buah. Kenapa? Saya ini dulu presiden loh, DOM Aceh itu saya sama panglima ngomel terus," tuturnya.

Baca juga: Megawatiingatkan anak muda untuk meninggalkan zona nyaman
Baca juga: Lemhannas ungkap arahan dari Megawati akan direalisasikan 2023

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023