Jakarta (ANTARA) - Director Worldwide Health Education and Training Herbalife Michelle Ricker mengatakan sistem pencernaan berkaitan erat dengan performa atletik seseorang baik dari segi fisik hingga mental.
"Ketika berbicara tentang performa olahraga, bakteri usus, yang dipengaruhi oleh diet seseorang, antara faktor lainnya, mempengaruhi seberapa baik seorang atlet akan berperforma dan seberapa cepat mereka pulih," kata Ricker dalam siaran pers Herbalife pada Sabtu.
Penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga mencegah pertumbuhan bakteri buruk di seluruh tubuh, kata dia. "Sehingga membantu tubuh mencerna makanan dan menyerap nutrisi yang dibutuhkan."
Meningkatkan keseimbangan mikrobiom dapat mengurangi peradangan sistemik, yang memberikan bantuan jangka pendek dan pengurangan risiko jangka panjang.
"Menjaga keseimbangan mikrobiom yang sehat merupakan kunci untuk membantu mengurangi peradangan sistemik dan memberikan lingkungan yang lebih stabil di dalam tubuh, sehingga memudahkan bagi para atlet untuk menangani stres berulang yang diberikan pada tubuh mereka," kata Ricker.
Baca juga: Saluran cerna yang sehat penting bagi perkembangan otak dan otot anak
Seperti diketahui, peradangan merupakan akar penyebab banyak penyakit kronis dan juga dapat mengganggu performa atletik dalam banyak cara, terutama dapat signifikan menghambat pemulihan pasca latihan.
Campuran bakteri yang baik di dalam mikrobiom juga dapat membantu menaikkan tingkat energi.
Hal ini dilakukan dengan memengaruhi siklus Adenosin trifosfat (ATP) atau siklus energi tubuh kita. ATP adalah cara bio-kimia tubuh untuk menyimpan dan mengangkut energi. Mikrobiom yang sehat juga dapat meningkatkan metabolisme. Ini dapat membantu semua atlet, termasuk mereka yang berada dalam olahraga daya tahan, bertahan lebih lama dan tampil lebih baik.
Fungsi lain dari mikrobiom yang sehat adalah membantu mengurangi kelelahan dengan meningkatkan pengambilan asam laktat dan dengan demikian menunda gejala kelelahan dan tingkat energi secara keseluruhan.
Selain itu, mikrobiom usus berperan dalam komposisi massa tubuh (otot vs lemak), jumlah lemak putih vs lemak coklat, serta respons glukosa darah terhadap makanan.
"Ini berarti bahwa memiliki mikrobiom yang sehat akan mengarah pada peningkatan penyerapan energi dan nutrisi dari makanan, atau pencernaan yang tepat, sehingga meningkatkan metabolisme, berat badan, dan efisiensi tubuh. Perubahan komposisi tubuh cenderung lebih sulit jika mikrobiom usus tidak seimbang."
Baca juga: Makan buah dan sayur setiap hari demi jaga kesehatan saluran cerna
Kesehatan sistem kekebalan tubuh juga dikatakan Ricker terkait dengan keseimbangan mikrobiom usus. Sistem enzim antioksidan yang diatur oleh mikrobiom usus membantu mencegah kerusakan jaringan akibat olahraga, melindungi terhadap kerusakan oksidatif akibat olahraga yang intens, terkait dengan status fisik atlet, mengurangi kelelahan fisik, dan meningkatkan performa olahraga.
Kesehatan mental
Mikroba dalam usus berkomunikasi dengan otak melalui saraf vagus, yang mengatur fungsi organ internal seperti pencernaan, detak jantung, dan laju pernapasan.
Meski masih terlalu dini untuk menyatakan dengan pasti bahwa mikrobiom dapat memengaruhi kesehatan mental, dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut di area ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa usus dapat memengaruhi suasana hati dan fokus mental, kata Ricker.
"Dalam beberapa kasus, ketika mikroba usus tidak seimbang, mereka telah terbukti berkontribusi pada penyakit mental. Satu penelitian menunjukkan adanya kaitan antara disbiosis, atau ketidakseimbangan mikrobiom usus, dengan kecemasan dan depresi," katanya.
Baca juga: Konsumsi serat yang cukup dapat hindari risiko kanker usus besar
Di sisi lain, memiliki mikrobiom usus yang sehat dapat memberikan kontribusi terhadap kekuatan mental. Komposisi mikrobiom usus sangat memengaruhi hal-hal yang diandalkan untuk kinerja atletik, termasuk suasana hati, toleransi nyeri, kinerja kognitif, kejelasan mental, dan sikap. Lebih sederhananya – Anda akan tampil lebih baik ketika kekuatan mental lebih baik.
Ketidakseimbangan mikrobiom usus juga terkait dengan kualitas tidur yang buruk dan penurunan fleksibilitas kognitif. Hal ini karena mikrobiom usus mengontrol tingkat berbagai hormon seperti kortisol, serotonin, dan GABA, yang semuanya memengaruhi kualitas tidur. Mikrobiom juga memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat melatonin, hormon yang penting untuk siklus bangun tidur yang sehat. Tidur berkualitas, kesehatan usus, tingkat energi, dan performa semuanya terhubung dalam siklus yang dapat membangun atau menurunkan performa.
Melihat pencernaan secara holistik memungkinkan seseorang memahami dengan lebih baik efek positif diet sehat pada seluruh tubuh dan dampaknya pada performa olahraga.
Menghindari makanan olahan dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri usus dan memperbaiki pencernaan yang dapat memberikan sejumlah manfaat, termasuk mengurangi peradangan, memberikan energi lebih, memperbaiki komposisi tubuh, meningkatkan kualitas tidur, memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kekuatan mental, demikian Michelle Ricker.
Baca juga: Empat cara detoks tubuh untuk pencernaan lebih sehat
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023