Angka tersebut naik lebih dari 7 poin persentase sejak 2015, ketika Gallup pertama kali memulai jajak pendapat tentang topik tersebut, dan menjadi rekor baru untuk tingkat depresi warga AS.
Menurut survei tersebut, hampir tiga dari 10 orang dewasa didiagnosis secara klinis mengalami depresi pada beberapa momen dalam hidup mereka, yang juga merupakan rekor tertinggi,
"Fakta bahwa orang Amerika lebih tertekan dan mengalami pergumulan setelah masa stres dan isolasi yang luar biasa ini mungkin tidaklah mengejutkan," kata Dr. Rebecca Brendel, Presiden American Psychiatric Association yang tidak terlibat dalam penelitian baru tersebut.
"Terdapat efek yang masih tersisa pada kesehatan kita, terutama kesehatan mental kita, dari tiga tahun terakhir yang mengganggu semua hal yang kita ketahui," kata Brendel.
Sejumlah pakar mengatakan bahwa kesadaran seputar kesehatan mental telah meningkat sehingga tingkat diagnosis bisa lebih tinggi lagi, dan itu bukanlah hal yang buruk.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa kalangan dewasa muda melaporkan tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya, yang sekaligus merupakan peningkatan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Hampir seperempat orang dewasa di bawah usia 30 tahun mengatakan bahwa saat ini mereka mengalami depresi.
Tingkat depresi klinis sepanjang hidup secara signifikan lebih tinggi di kalangan wanita, dengan tingkat yang naik dua kali lipat dibanding pada pria. Lebih dari sepertiga wanita mengatakan bahwa mereka didiagnosis mengalami depresi pada suatu titik dalam hidup mereka, dibandingkan dengan sekitar seperlima pria, menurut survei tersebut.
Selain itu untuk pertama kalinya, tingkat depresi klinis sepanjang hidup di kalangan orang dewasa kulit hitam dan Hispanik menyamai atau melampaui tingkat yang tercatat di kalangan orang dewasa kulit putih.
Saat permintaan untuk layanan kesehatan mental meningkat, AS menghadapi kekurangan penyedia layanan yang kritis, ungkap laporan CNN.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023