Bengkulu (ANTARA News) - Balai konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu berhasil membudidayakan anggrek pensil (vanda hookeriana) yang kini terancam punah dan tumbuh di kawasan Danau Dendan Tak Sudah (DDTS) Kota Bengkulu yang menjadi habitatnya.
Dari tujuh stek yang ditemukan melalui budidaya itu sekarang sudah berkembang menjadi 400 batang dan tumbuh cukup baik seperti alami, kata Kepala BKSDA Bengkulu Ir Agung Setyabudi kepada ANTARA di kantornya Jumat (9/6).
Bunga anggrek itu selama tumbuh di sekitar DDTS dalam kawasan Cagar Alam Dusun Besar (CADB), namun populasinya hampir punah akibat kerusakan di kawasan cagar alam tersebut.
Menurut dia, bunga langka di dunia itu awalnya sangat banyak tumbuh di sekitar danau, namun akibat kerusakan kawasan hutan cagar alam di bagian hulunya, debit air danau turun drastis pada saat musim kemarau.
Padahal anggrek yang punya nilai jual itu hidup menumpang pada bunga bakung (crinum asiaticum), sementara bunga bakung itu banyak yang mati akibat surutnya permukaan air danau pada musim kemarau.
Dalam surveinya di sekitar DDTS pertengahan tahun lalu itu, berhasil menemukan beberapa puluh batang bunga vanda yang masih hidup sempurna, tujuh batang di antaranya diambil dan dibudidayakan untuk diselamatkan dari kepunahan.
Pembudidayaan bunga vanda itu kerjasama dengan Ny. Maimuna, salah seorang penggemar anggrek di Kota Bengkulu dan kini sudah berhasil dikembangkan sebanyak 400 batang.
Dari jumlah itu sudah dikembalikan ke habitatnya di sekitar DDTS sebanyak 200 batang dan sudah hidup secara alami, sehingga warga Bengkulu ke depan akan menikmati keindahan bunga anggrek pensil tersebut, katanya.
Di Provinsi Bengkulu anggrek pensil satu-satunya hidup dirawa-rawa di sekitar DDTS dalam CADB, namun di habitanya itu sekarang sudah sangat jarang dijumpai dan terancam punah.
Untuk mengatisipasi kepunahan bunga langka itu, BKSDA berupaya untuk membudidayakannya dan terbukti berhasil, sehingga bunga vanda tersebut masih aman dari kepunahan.
Bunga anggrek pensil mempunyai warna yang indah dan menawan serta mempunyai kesegaran yang tahan lama (22 hari), bunga tersebut merupakan salah satu jenis anggrek di Indonesia yang dapat merebut hati masyarakat Inggris, sehingga pada tahun 1882 dinobatkan sebagai "Ratu Anggrek" dan pernah mendapatkan hadiah "Fist Class Certificate".
Anggrek ini pertama kali ditemukan oleh Lobb di Labuan Kalimantan, namun vanda hookerinia diberikan sebagai penghormatan terhadap Sir William Jackson Hooker, seorang mahaguru ahli botani yang pernah menjabat sebagai direktur kebun raya Kew Inggris, kata Agung Setyabudi. (*)