Lebak (ANTARA) - Harga gabah kering panen di tingkat penggilingan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menembus Rp5.700/kilogram sehingga melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5.100/kilogram berdasarkan ketentuan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Kita mengapresiasi harga gabah kering panen di tingkat penggilingan mencapai Rp5.700/kg itu," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar saat mengunjungi pabrik beras di Malingping, Lebak, Banten, Sabtu.
Pemerintah Kabupaten Lebak tentu merasa senang jika harga gabah kering panen di tingkat penggilingan Rp5.700/kg dan lebih tinggi dibandingkan HPP Rp5.100/kg.
Melonjaknya harga gabah itu dipastikan tingkat pendapatan ekonomi petani lebih baik, sehingga dapat bermuara pada kesejahteraan kehidupan keluarga mereka.
Mereka petani bisa meraup keuntungan cukup besar dengan harga gabah kering panen di penggilingan menembus Rp5.700/kg.
Jika panen menghasilkan produktivitas gabah kering panen rata-rata enam ton dengan harga Rp5.700/kg maka pendapatan petani bisa mencapai Rp34,2 juta/hektare.
Sedangkan, biaya produksi Rp10 juta/hektare, karena adanya bantuan subsidi pupuk dan benih yang diberikan pemerintah.
Karena itu, pendapatan petani bersih setelah dipotong biaya produksi bisa mengantongi keuntungan Rp24,2 juta selama empat bulan.
"Kami mendorong petani agar cepat melakukan gerakan tanam bagi petani yang sudah panen,"kata Deni.
Ia mengatakan, kini menargetkan produksi gabah kering panen Januari -Desember 2023 mencapai 641.318 ton dari areal sawah yang dipanen seluas 112.119 ton dengan dua musim tanam.
Pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen untuk meningkatkan produksi pangan khususnya pertanian padi sawah dan padi gogo.
Dimana produksi gabah di Kabupaten Lebak itu menjadi andalan ekonomi petani juga menyumbangkan ketersedian pangan masyarakat setempat.
Selain itu juga mendukung kedaulatan pangan nasional, bahkan petani Kabupaten Lebak memasok beras sekitar lima persen ke DKI Jakarta,Jawa Barat dan Lampung.
Karena itu, produksi gabah tahun ini ditargetkan 641.318 ton dan jika dikonversikan menjadi beras sekitar 420 ton, sehingga surplus 16 bulan dengan kebutuhan beras 148 ton/tahun dengan konsumsi masyarakat 1,4 juta jiwa penduduk.
Selama ini, kata Deni, produksi beras dari Januari -April 2023 mencapai 159.689 ton dan surplus sembilan bulan.
"Kita setiap tahun produksi beras meningkat tahun 2022 sebanyak 380 ton dan tahun ini 420 ton,"katanya menjelaskan.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan saat ini petani di sini mulai menggarap lahan pertanian padi sawah seluas 150 hektare, karena sejak sepekan terakhir curah hujan turun dengan intensitas sedang.
Mereka petani dipastikan tanam serentak akhir Mei 2023 dan Agustus mendatang.
"Kami berharap tanam padi akhir Mei 2023 tumbuh subur tanpa serangan hama,, sehingga menghasilkan produksi pangan,"kata Ruhyana.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023