New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor bertaruh bahwa Fed kurang hawkish dan negosiasi batas utang AS tiba-tiba terhenti memicu kekhawatiran gagal bayar pada 1 Juni.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,37 persen menjadi 103,1924 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,0807 dolar dari 1,0767 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2448 dolar dari 1,2404 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 138,0760 yen Jepang, lebih rendah dari 138,6390 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8998 franc Swiss dari 0,9050 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3509 dolar Kanada dari 1,3510 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,5292 krona Swedia dari 10,5839 krona Swedia.
Baca juga: Dolar naik di Asia didorong optimisme kesepakatan plafon utang AS
Ketua Federal Reserve Jerome Powell berkomentar pada Jumat (19/5/2023) bahwa situasi di sistem perbankan terkendali dan Fed tidak perlu menaikkan suku bunga sebanyak yang diperkirakan sebelumnya. Pernyataan Powell yang cukup dovish, bertentangan dengan ekspektasi pasar.
Sementara itu, dilaporkan bahwa pembicaraan berisiko tinggi tentang peningkatan batas utang pemerintah AS tiba-tiba terhenti pada Jumat (19/5/2023) setelah negosiator Republik keluar dari ruangan. Tidak jelas apakah negosiasi akan dilanjutkan akhir pekan ini.
"Sampai orang bersedia melakukan percakapan yang masuk akal tentang bagaimana Anda benar-benar dapat bergerak maju dan melakukan hal yang benar, maka kita tidak akan duduk di sini dan berbicara," Garret Graves, perwakilan Partai Republik dari Louisiana, negosiator utama yang ditunjuk Ketua DPR Kevin McCarthy dalam pembicaraan, mengatakan kepada wartawan saat dia keluar dari pembicaraan pada Jumat (19/5/2023).
Berita itu menggerogoti dolar. "Ini memberikan air dingin pada kemajuan nyata yang dicatat kemarin di mana Ketua DPR McCarthy mengira RUU bisa masuk ke DPR dalam minggu mendatang," tulis Action Economics di sebuah blog.
Baca juga: Dolar menguat di awal sesi Asia didukung ekspektasi Fed yang "hawkish"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023