"Untuk itu kita menggelar ritual Ngampar Bide yang dilaksanakan sehari sebelum pembukaan Pekan Gawai Dayak XXXVII di Rumah Radakng Pontianak dengan tujuan agar pelaksanaannya aman dan lancar tanpa gangguan yang berarti. Karena yang namanya gawai itu sudah pasti melibatkan puluhan ribu manusia dari berbagai elemen dan suku yang ada di Kalbar," kata Didi di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan ritual ini juga sebagai bentuk meminta keselamatan pada Jubata (Tuhan) untuk seluruh masyarakat yang hadir dan berkunjung selama gawai berlangsung.
Kemudian, ia menjelaskan untuk menjaga keamanan panitia selalu berkoordinasi untuk pemberlakuan sanksi adat bagi siapa saja yang membuat kegaduhan.
"Tadi juga sudah disampaikan oleh Ketua Panitia bahwa jika ditemukan adanya hal-hal yang tidak kita inginkan maka akan diberlakukan sanksi adat bagi pelaku sebelum kita serahkan ke pihak kepolisian," katanya.
Pekan Gawai Dayak Kalbar tahun ini merupakan ke pesta ke 37 kali, yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
Dirinya mengatakan perayaan Pekan Gawai Dayak pada tahun ini akan dihadiri 400 wisatawan mancanegara dari Kuching, Malaysia. Mereka akan tiba di Pontianak pada pukul 15.00 WIB hari ini melalui jalan darat.
"Tadi juga dapat laporan bahwa mereka datang dengan 5 bus. Ini tentu merupakan bentuk kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya yang sangat luar biasa," kata dia.
Sementara itu, Didi juga mengajak seluruh masyarakat Kalbar untuk menyaksikan pelaksanaan Pekan Gawai Dayak bersama-sama.
"Karena Pekan Gawai Dayak ini mengarah ke seni dan budaya, kami mengajak seluruh masyarakat datang dan berkunjung untuk menyaksikan Pekan Gawai Dayak ini karena terbuka untuk umum," ujarnya.
Ia berharap masyarakat Kalbar dapat mendukung kegiatan ini karena Pekan Gawai Dayak bukan hanya milik masyarakat adat dayak, tetapi milik masyarakat Kalbar secara umum.
Baca juga: Pekan Gawai Dayak Kalbar ke-36 kenalkan produk dan bantu UMKM
Baca juga: Ngampar bide sambut pekan gawai Dayak Kalbar ke-36 di Pontianak
Baca juga: Dewan adat kumpul di Pekan Gawai Dayak di Pontianak
Pewarta: Rendra Oxtora dan Ananda Alifia Putri
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023