"Pada anak laki-laki yg belum khitan, pada umumnya terdapat banyak bakteri penyebab ISK di bagian kulup kelaminnya," katanya dalam acara diskusi terkait ISK pada anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, Jusli menganjurkan agar melakukan khitan pada anak laki-laki sedini mungkin untuk meminimalisasi faktor risiko terjadinya ISK pada anak.
Selain itu, Jusli menjelaskan tiga hal penting mengapa khitan pada anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin.
"Pertama, jika di khitan pada saat bayi sang anak tidak merasa takut. Cukup dibawa ke dokter bedah lalu dioperasi dan tidak melawan," ujarnya.
Kemudian, dia melanjutkan, melakukan khitan sedini mungkin akan mempermudah proses khitan, sehingga hal tersebut baik bagi dokter yang membedah juga anak yang dikhitan.
Ketiga, anak bayi yang dikhitan tidak serewel anak usia sepuluh tahun seusai dikhitan, karena rasa sakitnya berbeda dengan anak usia sepuluh tahun.
"Bahkan kalau di timur tengah sana, budayanya adalah khitan bayi laki-laki setelah beberapa hari dilahirkan," ungkap dokter yang praktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah I, Makassar itu.
Selain itu, dia juga menjelaskan terkait khitan pada bayi perempuan yang berbeda dengan bayi laki-laki, sehingga khitan pada bayi perempuan hanya dilakukan ketika terdapat kelainan pada saluran pencernaannya.
Jusli menyarankan kepada para orang tua agar memastikan anaknya cukup minum air putih serta memastikan kebersihan organ saluran pencernaan untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit ISK pada anak.
Baca juga: Dokter sebut infeksi saluran kemih anak berkaitan dengan hipertensi
Baca juga: KPAI bentuk Pokja RUU Kesehatan usulkan hak kesehatan anak
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023