Saya pikir pasar telah memperkirakan risiko gagal bayar utang AS, yang diterjemahkan menjadi lingkungan yang lebih berisiko dan beberapa pembelian minyak mentah Brent dari kondisi oversold sebelumnya

Singapura (ANTARA) - Harga minyak "rebound" dari penurunan lebih dari satu persen sehari sebelumnya di perdagangan Asia pada Jumat sore, karena investor berubah menjadi optimistis dengan hati-hati atas memudarnya risiko gagal bayar utang AS menyusul kian mendekatnya kesepakatan pembicaraan kenaikan plafon utang.

Minyak berjangka Brent naik 73 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 76,59 dolar AS per barel pada pukul 06.50 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 62 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 72,48 dolar AS per barel.

"Saya pikir pasar telah memperkirakan risiko gagal bayar utang AS, yang diterjemahkan menjadi lingkungan yang lebih berisiko dan beberapa pembelian minyak mentah Brent dari kondisi oversold sebelumnya," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.

Awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy menegaskan kembali tekad mereka untuk mencapai kesepakatan guna menaikkan plafon utang federal sebesar 31,4 triliun dolar AS, setuju untuk berbicara segera setelah Minggu (21/5).

"Begitu kita mengatasi masalah pagu utang AS, fundamental pada akhirnya mungkin lebih penting untuk menentukan apakah ada kenaikan yang dapat dipertahankan," kata Yeap.

Sentimen tetap beragam karena investor menyulap optimisme atas penghindaran gagal bayar utang AS dengan data inflasi yang dapat menandakan lebih banyak kenaikan suku bunga dari bank-bank sentral global.

Inflasi AS tampaknya tidak mendingin cukup cepat untuk memungkinkan Federal Reserve menghentikan kampanye kenaikan suku bunganya, menurut dua pembuat kebijakan Fed.

Potensi kenaikan suku bunga tambahan meningkatkan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan di Amerika Serikat, kata analis dari National Australia Bank.

Namun demikian, para analis mengatakan ada kemungkinan kenaikan harga karena mereka memperkirakan permintaan China akan terus meningkat sepanjang 2023, yang akan mengimbangi perlambatan permintaan OECD.

Throughput atau tingkat pengolahan kilang-kilang minyak China pada April naik 18,9 persen dari tahun sebelumnya ke level tertinggi kedua dalam catatan, data menunjukkan awal pekan ini.

Penyulingan China mempertahankan kinerja tinggi untuk memenuhi pemulihan permintaan bahan bakar domestik dan membangun stok menjelang musim perjalanan musim panas.

Baca juga: Minyak jatuh di awal sesi Asia karena dolar yang kuat, inflasi tinggi

Baca juga: Minyak jatuh karena kekhawatiran kenaikan suku bunga, dolar yang kuat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023