Diperkirakan kerugian mencapai Rp1 triliun...

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Kadin bidang Industri Bambang Sudjagat memperkirakan kerugian industri akibat banjir di Jakarta mencapai Rp1 triliun.

"Diperkirakan kerugian mencapai Rp1 triliun karena industri banyak berhenti beroperasi dan merendam barang-barang di gudang," kata Bambang kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan kerugian industri akibat banjir sangat besar karena beberapa komponen dan barang-barang industri terendam air. Menurut dia, pengusaha tidak sempat mengamankan produksi dan mesin yang ada di dalam pabrik serta gudang.

"Itu pasti berpengaruh pada keterlambatan pengiriman barang ke luar negeri," ujarnya.

Dia mengatakan industri kecil dan menengah paling merasakan kerugian akibat banjir tersebut. Termasuk, katanya, industri kecil yang banyak tidak beroperasi, seperti industri sepatu dan tas di daerah Kapuk.

Dia mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah banjir tersebut. Karena kalau tidak, menurut dia akan berpengaruh pada industri di Jakarta.

"Banjir harus ditangani serius, jangan sampai nanti ketika tidak ada hujan lalu lupa," katanya.

Menurut Bambang perlu perencanaan serius dan terintegrasi sehingga masalah banjir tidak mengganggu iklim industri. Dia mencontohkan pemerintah perlu membuat jalan bertingkat yang bagian bawah bisa digunakan sebagai gorong-gorong ketika banjir.

"Ketika tidak banjir bisa digunakan untuk dilalui kendaraan sehingga bisa juga memperlancar distribusi barang," ujarnya.

Langkah itu menurut dia pasti memerlukan biaya besar. Namun dia menekankan jangan sampai banjir mengganggu target pertumbuhan industri sebesar 7,1 persen di tahun 2013.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jumlah pengungsi akibat banjir Jakarta hingga hari Rabu (22/1) mencapai 33. 502 jiwa. Pengungsi ini tersebar di Jakarta Selatan (729 jiwa), Jakarta Timur (3.204 jiwa), Jakarta Barat (24.529 jiwa), dan Jakarta Utara (5.040 jiwa). Sedangkan korban meninggal 20 orang.

(I028)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013