Banjarmasin (ANTARA) - Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan menurunkan tim untuk melakukan kajian penanganan dan penanggulangan banjir di area transmigrasi di wilayah Kabupaten Balangan.

"Ada empat desa yang mengalami banjir menahun di area transmigrasi Balangan kita lakukan kajian itu," ujar Koordinator Tim Kajian Poliban Abdul Rozaq di Banjarmasin, Kamis.

Adapun empat desa tersebut, ujar dia, adalah Desa Lajar, Matang Hanau, Mundar dan Papuyuan.

Menurut dia, Poliban menurunkan tim kajian untuk melakukan kajian ini atas kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Balangan untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat di empat desa tersebut.

Poliban pun, ujar Abdul Rozaq, menurunkan tim yang terdiri dari dirinya sebagai Koordinator tim kajian dan tim ahli antara lain Dr Reza Adhi Fajar, Fakhrurrazi, Dewi Nur Indah Sari, Arif Eko Wibawanto dan Adib Muhammad Shodiq dibantu oleh mahasiswa.

"Selama empat bulan kita lakukan kajian di lapangan, diantaranya melaksanakan survei untuk mendapatkan data primer maupun sekunder untuk selanjutnya data tersebut diolah," terangnya.

Sehingga, lanjut Abdul Rozaq, dari kajian lapangan tersebut akan menghasilkan alternatif solusi yang dapat direkomendasikan.

"Hasil akhir kajian sudah kami ekspose pada tanggal 16 Mei 2023 bertempat di Kantor Bappedalitbang Kabupaten Balangan," ujarnya.

Menurut Abdul Rozaq, kegiatan ekspose itu juga dilaksanakan secara daring dan luring yang dihadiri Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Balangan, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Balangan, Kepala BPBD Kabupaten Balangan, BWS III Kalimantan.

Hadir pula Dinas PUPR Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Dinas Transmigrasi Kabupaten Balangan, Camat Lampihong, Kepala Desa Area Transmigrasi, Dinas Pertanahan dan Lingkungan Hidup, Kabag Administrasi Pembangunan Daerah.

Abdul Rozak pun memaparkan hasil kajian menunjukkan bahwasanya faktor utama penyebab banjir menahun di daerah transmigrasi dikarenakan tingginya curah hujan, debit Sungai Balangan yang tinggi, faktor geomorfologi dan topografi yang menjebak air di kawasan tersebut serta tidak adanya areal tangkapan air ditambah dengan buruknya saluran drainase akibat sedimentasi.

Poliban pun memberikan alternatif solusi penanganan dan penanggulangan banjir kawasan transmigrasi dapat berupa penanganan langsung maupun tidak langsung.

Menurut dia, penanganan langsung dengan, yakni, normalisasi saluran outlet 1 yang menghubungkan antara daerah transmigrasi dengan Sungai Balangan.

Kemudian, kata dia, normalisasi saluran outlet 2 yang menghubungkan antara daerah transmigrasi dengan Sungai Balangan, normalisasi Sungai Balangan, sodetan dan polder.

Adapun penanganan tidak langsung, ungkap Abdul Rozaq, yakni, berupa early warning system, manajemen dataran banjir, restorasi lahan basah, pendidikan banjir dan relokasi.

Menurut dia, berkaitan dengan penanganan tata air area transmigrasi direkomendasikan pembuatan sodetan dari saluran eksisting ke Sungai Balangan ditambah dengan penyiapan sistem polder dengan mempersiapkan areal kolam retensi air.

"Opsi penanggulangan yang disarankan untuk jangka pendek, yaitu, pembuatan sodetan yang dikombinasikan dengan normalisasi saluran outlet 1 dan 2," demikian katanya.


Baca juga: Uni Emirat Arab-Poliban hibahkan 99 perahu motor korban banjir Kalsel

Baca juga: Poliban bangun jembatan darurat di wilayah banjir HST

Baca juga: 2.687 orang terdampak banjir setinggi 50-150 cm di Balangan Kalsel

Poliban turunkan tim kaji penanganan dan pencegahan banjir di area transmigrasi Kabupaten Balangan tahun 2023. (ANTARA/HO-POLIBAN)

Pewarta: Sukarli
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023