Memang benar. Kami telah mengirim agenda pada empat anggota EXCO itu,"

Jakarta (ANTARA News) - PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin telah mengirim agenda sidang Komite Eksekutif (EXCO), 28 Januari nanti pada La Nyalla Mattalitti dan kawan-kawan sebagai tindak lanjut penyelesaian polemik sepak bola Indonesia.

"Memang benar. Kami telah mengirim agenda pada empat anggota EXCO itu," kata Deputi Sekjen PSSI Bidang Kompetisi Saleh Mukadar di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pada rapat EXCO 28 Januari nanti ada beberapa hal yang akan dibahas mulai masalah anggaran belanja PSSI hingga rapat kerja. Selain itu juga akan dibahas perkembangan terbaru sepak bola Indonesia termasuk timnas.

Jika empat anggota EXCO yaitu La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, Roberto Rouw dan Tony Aprilani bisa hadir dalam rapat nanti, bisa dipastikan personel EXCO PSSI lengkap sesuai dengan Kongres Luar Biasa (KLB) Solo, Juli 2011 lalu.

Sebelumnya empat orang ini mendapatkan sanksi dari Komite Etik PSSI. Hanya saja sanksi yang didapat oleh La Nyalla Mattalitti dan kawan-kawan itu dipulihkan oleh AFC/FIFA.

Upaya PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin untuk mengundang empat anggota EXCO yang sebelumnya disanksi ini ternyata tidak ditanggapi dengan positif karena keempatnya tidak akan memenuhi undangan itu.

"Saya sudah koordinasi dengan Pak La Nyalla dan anggota EXCO lainnya, sepertinya kami sepakat tidak datang jika agenda rapat tersebut tidak sesuai isi MoU Kuala Lumpur," kata salah satu anggota EXCO PSSI, Erwin Dwi Budiawan.

Sesuai dengan Nota Kesepahaman (MoU) di Kuala Lumpur, 7 Juni 2012 ada empat poin yang harus dilaksanakan yaitu mengembalikan empat anggota EXC0, revisi statuta, penggabungan liga IPL dan ISL serta menggelar kongres dengan menggunakan voters KLB Solo.

"Sudah jelas dikatakan Presiden AFC Zhiang Jilong saat ke Indonesia, satu saja dari empat butir isi MoU tidak diterapkan, Indonesia bakal kena sanksi. Jadi kami menghormati itu. Tetapi PSSI Djohar sepertinya tidak punya niat untuk menyelamatkan Indonesia dari sanksi FIFA," katanya menambahkan.

Erwin menegaskan, berdasarkan undangan yang diterima ternyata ada perbedaan dengan hasil kesepakatan Kuala Lumpur yang salah satunya pembentukan tim revisi statuta sesuai amanat KLB Palangkaraya buka sesuai KLB Solo.

Pria asal Kalimantan Timur itu menegaskan rapat EXCO PSSI dengan agenda upaya penyelesaian dualisme organisasi seharus melibatkan pihak ketiga seperti mengundang pihak Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) maupun Kemenpora.
(B016/D011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013