Kami dari Dinas Pariwisata hanya bisa mengingatkan pihak pengelola objek wisata untuk tidak serta-merta menaikkan harga tiket apalagi tidak disertai alasan yang rasional,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan pihak pengelola objek wisata untuk tidak mudah menaikkan tarif masuk melainkan harus dengan alasan yang rasional.
"Kami dari Dinas Pariwisata hanya bisa mengingatkan pihak pengelola objek wisata untuk tidak serta-merta menaikkan harga tiket apalagi tidak disertai alasan yang rasional," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sinang Sukanta di Yogyakarta, Selasa.
Hal tersebut menyusul dinaikkannya harga tiket masuk di kawasan Candi Borobudur yang pada awal tahun ini mencapai 20 dolar AS per orang,
Seharusnya, kata dia, upaya menaikkan harga harus memperhitungkan aspek lain yang lebih luas yakni terkait minat wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta.
Namun demikian, terkait dengan kenaikan harga yang dilakukan oleh pihak pengelola Candi Borobudur pihaknya hanya bisa mengingatkan.
"Khusus bagi objek wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Candi Borobudur dan Prambanan pihak Dispar tidak bisa mengontrol secara langsung peningkatan tarif,"katanya.
Namun demikian, Sinang mengatakan, akan menyampaikan kabijakan kenaikan harga tiket masuk tersebut kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dievaluasi.
"Meskipun pihak Dispar DIY tidak bisa mengontrol secara langsung peningkatan tersebut, namun kami tetap akan menyampaikannya kepada Kemenparekraf,"katanya.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Chapter DIY, Edwin Ismedi Himna memantau banyak calon wisatawan yang kini membatalkan perjalanan wisatanya ke Candi Borobudur lantaran harga tiket yang dinilainya terlampau mahal.
"Harga di agen saja sudah mencapai Rp142.500 per orang kalau harga untuk wisatawan langsung ditetapkan 20 dolar AS per orang. Banyak yang `terpental` dalam artian tidak jadi datang ke Borobudur," katanya.
(KR-LQH/H008)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013